Temanggung, Gatra.com - Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah mewakili Indonesia menjadi nominator penerima penghargaan ASEAN Environmentally Sustainable City (ESC) Bidang Konservasi Air. Pasalnya, kabupaten di tengah-tengah Pulau Jawa ini dinilai giat dalam melakukan konservasi lingkungan dan gerakan bebas sampah, serta pengendalian pencemaran.
"Temanggung masuk nominasi penghargaam se ASEAN ini karena berbagai program dan kegiatan kita yang dinilai positif terhadap lingkungan. Antara lain, gerakan sabuk gunung, pengelolaan sampah, serta kegiatan pengendalian pencemaran air,"ujar Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup, Kabupaten Temanggung, Entargo Yutri Wardono, Jumat (26/3).
Untuk kepentingan itu, Bupati Temanggung HM Al Khadziq bahkan telah mempresentasikan berbagai program dan gerakan bebas sampah, serta konservasi lingkungan hidup, di depan Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Novrizal dan tim panelis di Bogor, Jawa Barat, Kamis (25/3/). Ia didampingi oleh tim dari Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (DPRKPLH) serta anggota Dewan Persampahan Kabupaten Temanggung.
"Kami memaparkan program yang menjadikan Temanggung dipilih mewakili Indonesia untuk nominator penerima penghargaan Environmentally Sustainable City (ESC) Award dari Sekretariat ASEAN. Temanggung dinilai unggul, karena mampu menjaga kualitas baku mutu air, mampu menjamin akses yang baik bagi penduduk terhadap air bersih, memiliki tradisi kuat dimasyarakat untuk menghormati sumber-sumber air," kata Khadziq.
Menurut Khadziq berikutnya hasil presentasi itu akan dikirim ke Sekretariat ASEAN untuk mendapatkan penilaian lebih lanjut. Ia berharap Temanggung bisa membawa nama harum untuk Indonesia dengan programnya mengembalikan kelestarian alam, menjaga ekosistem dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat.
Ia menyebut tradisi kuat masyarakat untuk menghormati air ditunjukkan dalam budaya sadranan yang hampir ada di setiap desa dengan jumlah ratusan. Di mana, dalam tradisi nyadran banyak pula yang dilakukan dengan membersihkan lingkungan mata air, diikuti imbauan dari para sesepuh desa agar merawat sumber mata air yang juga sebagai sumber kehidupan. Dengan demikian ada asa turun temurun tradisi masyarakat menjaga keutuhan mata air dengan mengelola lingkungan secara sehat.
Dalam hal pengelolaan sampah Pemkab Temanggung mengeluarkan kebijakan di mana sampah sudah harus dilelola sejak di rumah tangga masing-masing dengan membagi menjadi sampah organik, anorganik, dan sampah residu. Sampah organik bisa dimanfaatkan untuk pupuk, anorganik bisa dipilah yang bisa dimanfaatkan untuk kerajinan atau dijual seperti karton. Hanya sampah residu yang dibuang sampai ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Melalui cara itu, akan memperpanjang umur TPA, dan mengajak masyarakat untuk sadar akan pentingnya pengelolaan sampah sejak dari rukun tetangga. Pemanfaatan sampah, selain membuat lingkungan menjadi bersih juga bisa mengarah kepada pendapatan ekonomi melalui pemilahan di mana sampah bisa dijual kepada pemulung atau dimanfaatkan untuk kerajinan sehingga memiliki nilai ekonomi. Untuk menangani persoalan sampah sudah di bentuk Dewan Persampahan di tingkat kabupaten dengan kepanjangan tangan sampai tingkat RT di seluruh desa/kelurahan yang ada.
Adapun untuk konservasi Pemkab Temanggung menggalakkan program sabuk gunung dengan melakukan penanaman di kawasan Gunung Sumbing, Sindoro, dan Prau. Harapannya untuk jangka panjang bisa kembali menghidupkan sumber mata air yang terindikasi mati. Tak hanya di kawasan sumber mata air, namun di sepanjang turus sungai juga akan ditanami pohon yang bisa menyangga tanah dan menyerap air, seperti beringin, aren, bambu, dan suren.
Bahkan pemerintah desa pun diminta menanam pohon untuk penghijauan di lahan-lahan kosong, jalan antar dusun, jalan antar desa, termasuk membuat hutan desa. Bupati pun mempersilakan kepada warganya untuk kreatif, misalnya agar selain memperoleh manfaat dari penghijauan sekaligus juga mendapat hasil ekonomi dengan menanam tanaman buah-buahan atau rempah-rempah seperti cengkih yang kelak bisa dijual sehingga menghasilkan pundi-pundi rupiah untuk kesejahteraan rakyatnya.