Pekanbaru,Gatra.com- Bentangan tol Padang-Pekanbaru diyakini dapat mempersempit kesenjangan ekspor antara Provinsi Sumatera Barat dengan Provinsi Riau. Pasalnya, infrastruktur tersebut akan memperpendek rantai logistik antara kedua daerah.
Diketahui, saat ini volume ekspor antar kedua daerah sangat timpang, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Provinsi Sumatera Barat pada Januari 2021 bekisar US$212 juta. Sedangkan pada periode yang sama nilai ekspor Provinsi Riau mencapai angka US$ 1 miliar.
Gubernur Riau Syamsuar mengatakan trase tol Padang-Pekanbaru yang masuk wilayah Provinsi Riau tak memiliki kendala berarti. Menurutnya, tol tersebut justru menuai kendala di Provinsi Sumatera Barat.
"Yang ada persoalan lahan kan di wilayah Sumatera Barat. Saya sudah ketemu sama Gubernur Sumatera Barat dan berharap persoalan lahan dapat diselesaikan," ujarnya.
Bagi Riau tol ini akan mempelancar pasokan sembako dari Sumatera Barat, sehingga berdampak pada berkurangnya harga sembako setibanya di Riau.
Adapun, tol Padang-Pekanbaru memiliki panjang lebih kurang 250 kilometer. Bentangan tol tersebut bakal melintasi lima pusat keramaian (kota), meliputi: Pekanbaru, Bangkinang, Payakumbuh, Bukittinggi, dan kota Padang.
Tol ini nantinya terhubung dengan tol Pekanbaru-Dumai dengan panjang lebih kurang 130 kilometer. Konektivitas tol tersebut dengan sendirinya menghubungkan dua kota pelabuhan, Dumai- Padang (Teluk Bayur).
Sebagai informasi, Dumai dan Padang memikul peran strategis bagi perekonomian Indonesia, khususnya untuk komoditas minyak sawit. Jika kota Dumai menjadi gerbang utama pelansiran minyak sawit di timur Sumatera, Teluk Bayur memikul peran serupa di Barat Sumatera.
Asal tahu saja, minyak sawit menjadi komoditi paling banyak diekspor di Teluk Bayur, dengan nilai mencapai US$166 juta dolar pada Januari 2021. Angka tersebut sangat dominan jika melihat nilai ekspor Sumatera Barat keseluruhan yang mencapai US$212 juta dolar.
Jika nantinya Dumai dan Padang terhubung dengan tol, maka diprediksi volume ekspor minyak sawit dari Pelabuhan Teluk Bayur bakal melonjak. Ini lantaran rute pelayaran menuju negara tujuan ekspor minyak sawit Indonesia berada atau melintasi Samudera India, seperti India, Pakistan,Afrika dan Uni Eropa.
Sementara itu Ketua Organda Sumbar, Budi Syukur, mengungkapkan pihaknya sangat menginginkan pembangunan jalan tol Padang-Pekanbaru dipercepat. Kata Budi, tol itu memiliki efek kejut bagi mobilitas orang dan barang antar kedua Provinsi.
"Tentu kami sangat mendukung. Jalan tol nantinya sangat berpengaruh terhadap peningkatan arus perpindahan orang atau barang lebih cepat," katanya Kamis (26/3).
Budi menambahkan, kehadiran jalan tol bisa memangkas waktu tempuh antara ibu kota Sumbar dan Provinsi Riau, dari delapan hingga sepuluh jam menjadi tiga sampai empat jam saja.