Jakarta, Gatra.com - Pustakawan Perpustakaan Nasional RI, Syahrul, menyatakan bahwa Covid-19 bukan bencana penyakit pertama yang menimpa Indonesia. Hal ini ia sampaikan saat menjadi pembicara dalam sebuah focus group discussion (FGD) daring mengenai sejarah pandemi di Indonesia, (25/3).
Meski banyak pihak menyebut virus ini sebagai virus korona baru (novel coronavirus), Syahrul mengatakan bahwa dalam sejarah, Indonesia telah banyak menderita bencana penyakit dengan berbagai tipe.
“Sebelumnya terdapat penyakit wabah, epidemi, pandemi, terutama ketika masa kolonial yang membuat pemerintah bekerja ekstra untuk menanggulanginya. Contohnya pes, cacar, kolera, malaria, hingga disentri,” paparnya.
Kemudian ia juga menyinggung wabah flu yang beberapa kali melanda banyak wilayah di dunia sejak akhir abad sembilan belas. “Seperti flu Rusia di tahun 1889-1890, flu Spanyol di tahun 1918-1919, flu Asia di tahun 1957, flu Hong Kong di tahun 1968, flu Babi di tahun 2009. Flu burung, yang sempat ada di masa kolonial, heboh lagi di tahun 2003,” jelas Syahrul.
Ia menyebut kalau secara umum wabah bisa terjadi karena adanya kerusakan habitat satwa liar. “Kerusakan lingkungan memainkan peran yang signifikan dalam mempercepat interaksi antara virus dengan manusia,” jelasnya.
“Secara tidak langsung, virus dan bakteri yang ada pada hewan bermutasi sehingga dapat berpindah pada manusia. Kontak antara manusia dan bakteri semakin intensif, termasuk dengan virus juga, ketika manusia membangun pemukiman, perkotaan yang kemudian akhirnya menjadi tempat tinggal mereka,” terang Syahrul.
Ia menyebut kalau kerusakan habitat ini disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya penambangan, penebangan, pembangunan jalan, konversi hutan menjadi lahan pertanian, perluasan tempat tinggal manusia, perdagangan illegal, hingga jual-beli satwa liar.
Melihat permasalahan ini, Syahrul menilai harus ada langkah serius untuk mengatasinya. “Permasalahan keesehatan harus jadi prioritas utama untuk sesegera mungkin diatasi karena secara langsung akan berdampak pada sektor penting lainnya,” pungkasnya.