Yogyakarta, Gatra.com - Kiai dan kalangan pesantren disebut tidak masuk dalam skala prioritas program vaksinasi Covid-19 oleh Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hal itu disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta, Hilmy Muhammad. Hilmy menyebut, sampai saat ini belum ada tindakan konkret dari pihak pemerintah dan dinas kesehatan untuk menggelar vaksinasi bagi kiai dan kalangan pesantren.
"Pendataan sudah diminta dan dilakukan sejak awal tahun oleh kalangan pesantren. Namun hingga saat ini belum ada komunikasi atau undangan dari Dinkes," ujar Hilmy dalam keterangan tertulis kepada Gatra.com, Kamis (25/3).
Anggota Komite III Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI ini mengatakan, provinsi lain seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur telah melaksanakan vaksinasi untuk para kiai. Menurutnya, sebagai sosok yang disegani, para kiai menjadi figur yang tepat untuk kampanye vaksinasi.
"Kebijakan terkait sasaran vaksinasi bisa ditentukan juga oleh pemerintah daerah dan dinas kesehatan. Sementara DIY belum memprioritaskan kiai dan kalangan pesantren," katanya.
Gus Hilmy mengatakan pihaknya dan kalangan pesantren tidak tinggal diam dan telah berkomunikasi dengan pihak terkait.
Namun, kata dia, hingga saat ini belum ada tindakan konkret dari pemerintah dan dinas kesehatan. "Apakah kiai dan pesantren tidak dianggap penting di Yogyakarta ini? Prioritas vaksinasi untuk mengangkat kembali citra Yogyakarta sebagai kota wisata dan kota budaya tidak boleh menafikan citranya sebagai kota pendidikan. Menyasar seniman, pedagang, pelaku wisata, tidak boleh menafikan lembaga-lembaga pendidikan, termasuk di dalamnya ada kiai dan pesantren," kata dia.
Ia menjelaskan prioritas sasaran vaksinasi telah dijelaskan pada Bab III Pasal 8 PMK Nomor 84/2020 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19. Dalam permenkes tersebut, ada enam kelompok prioritas penerima vaksin. Tokoh masyarakat atau agama jadi kelompok prioritas kedua, disusul guru dan tenaga pendidikan.
Senator dari DIY yang membidangi pendidikan dan kesehatan tersebut mengatakan kiai tidak sekadar guru. Di samping sebagai pengasuh pesantren, mereka juga pengasuh masyarakat. "Setiap hari, para kiai menghadapi masyarakat dan di antara mereka banyak yang sudah lanjut usia," katanya.
Hilmy mengatakan Indonesia telah kehilangan 400-an kiai akibat Covid-19. Jumlah itu hampir setengah dari jumlah tenaga kesehatan yang wafat. Oleh sebab itu, menurut Hilmy, vaksinasi untuk kiai sudah sangat mendesak.
"Tidak ada lagi alasan untuk menunda-nunda vaksinasi untuk para kiai, baik di tingkat provinsi, kota maupun kabupaten se-DIY," ucap Wakil Rais Syuriah PWNU DIY ini.