Karanganyar, Gatra.com - Hasil penelitian menyebutkan air asin yang dapat terbakar dari sumur artesis di Dusun Dukuh Ngrawan Desa Krendowahono, Gondangrejo Karanganyar tidak layak dikonsumsi. Jika dikonsumsi tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu, maka dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
Hal itu diungkapkan Kepala Cabang Dinas ESDM Wilayah Solo, Dwi Lestari Novianti usai menyampaikan hasil uji sampel air fenomenal itu di hadapan para pejabat Pemkab Karanganyar, Kamis (25/3).
“Sudah di-lab-kan sampel airnya. Kekeruhannya tinggi, kesadahan kurang bagus dan klorida tinggi. Demikian pula zat padat, zat besi, tembaga dan amoniak. Intinya tidak layak dikonsumsi untuk kebutuhan sehari-hari,” kata Dwi.
Dalam penelitiannya, ia juga mengambil sampel air di dua sumur terdekat. Yakni pada jarak 150 meter ke selatan dan 960 meter ke barat. Dua mata air itu berasa tawar. Diperkirakan air tawanya sumber permukaan. Berlainan dari sumur artesis air asin yang berkedalaman 100 meter lebih.
“Di tiga mata air itu formasi penyusunnya di bawah berbeda. Kalau air asin itu, di bawahnya formasi kalibeng. Juga terbentuk kantung gas entah itu thermo atau bio,” katanya.
Sedangkan terkait air asin yang dipercaya mampu menyembuhkan penyakit, pihaknya tidak bisa memastikan apakah hanya sugesti masyarakat atau benar sesuai kajian kesehatan.
Asisten Ekbangkesra Setda Pemkab Karanganyar, Agus Cipto Waluyo menyarankan pemerintah desa jangan terburu-buru menanamkan investasi tanpa perencanaan matang. Disebut-sebut, sumur air asin yang dapat terbakar potensial dijadikan obyek wisata.
“BUMDes silakan konsultasi dulu ke Dinas Pariwisata. Coba lihat tiga bulan ke depan animo masyarakat seperti apa. Jangan sampai terlanjur banyak menanam investasi membangun obyek wisata, tapi selanjutnya sepi. Daya tariknya butuh kontinuitas,” katanya.
Sementara itu pengunjung sumur air asin, Wuri Ratnaningsih mengatakan antrean panjang bisa dimakluminya. Tersedia kursi yang mengitari sumur. Mereka yang berada di sana berhak menikmati obyek fenomenal itu secara gratis.
“Buat merendam kaki lalu kumur-kumur. Juga membasuh muka. Agak pedih di mata. Mengisi kotak sumbangan seikhlasnya,” katanya.