Jakarta, Gatra.com- Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers meluncurkan buku protokol keamanan, Rabu (24/03). Peluncuran buku yang utamanya ditujukan untuk jurnalis secara virtual melalui aplikasi Zoom.
Direktur eksekutif LBH Pers, Ade Wahyudin mengatakan buku tersebut dibuat sebagai upaya mendorong insan pers agar lebih memahami keamanan dan perlindungan jurnalis. Sehingga, Ade mengharapkan teman-teman jurnalis di lapangan agar siap menghadapi berbagai situasi.
"Protokol kemanan ini salah satu bentuk,aktivitas lbh pers untuk mendorong soal keamanan, khususnya untuk perlindungan jurnalis. Jadi selain, kami mendampingi kasus, kami juga mempersiapkan bagaimana teman-teman jurnalis di lapangan siap menghadapi ancaman-ancaman yang akan terjadi," ujar Ade
"Protokol keamanan ini harapannya nanti bisa diadopsi sebagian atau seluruhnya oleh teman-teman media," imbuh Ade
Ade menyampaikan salah satu alasan yang menggerakkan LBH Pers untuk membuat buku ini karena melihat kondisi demokrasi dan pers di Indonesia yang sedang menurun. Sehingga, perlu dibuat pedoman untuk mengantisipasinya.
"Saya akan menjelaskan kira-kira background kenapa ini menjadi penting. Karena kondisi kebebasan pers kita saat ini sedang mengalami penurunan cukup drastis," kata Ade.
LBH Pers banyak mencatat pada tahun 2020, kekerasan tidak hanya ditujukkan kepada jurnalis media mainstream saja. Bahkan, kekerasan juga menimpa narasumber hingga pers mahasiswa yang kerap mengungkit isu-isu di lingkungan kampus
"Tingginya angka kekerasan terhadap pers baik itu kepada jurnalis mainstream maupun narasumber bahkan di tahun 2020 kami menemukan banyak kekerasan terhadap pers mahasiswa. Nah ini saya pikir menjadi tantangan," tutur Ade.