Home Ekonomi Matoa Golf Menghidupi Warga Sekitar

Matoa Golf Menghidupi Warga Sekitar

Jakarta, Gatra.com Matoa Golf & Country House menjadi tempat bagi warga sekitar untuk mencari penghidupan. Karyawan Matoa Golf, Bahrudin (52), mengaku menggantungkan hidupnya di lahan seluas 60 hektare ini sejak tahun 1993. Penghasilan yang didapat dengan bekerja di bagian perawatan lapangan membuatnya bisa menyekolahkan kedua anaknya.

Bahrudin menuturkan, pekerja-pekerja bisa memenuhi kebutuhan hidup karena upah rutin yang didapat dari Matoa Golf.

"Yang biasanya [pekerja] kurang berani ngambil-ngambil barang atau elektronik, jadi lebih berani karena didukung gaji tetapnya di sini," ujar Bahrudin ketika ditemui di Matoa Golf, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Hal serupa juga dirasakan oleh Arippudin (41). Ia mampu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dengan bekerja sebagai satpam di Matoa Golf sejak tahun 2004.

Aripuddin menyebutkan bahwa dengan bergabung di Matoa Golf, kebutuhan seperti pendidikan anak dan kendaraan bisa terpenuhi.

"Semenjak kami bergabung di Matoa Golf, kami bisa kredit kendaraan roda dua dan bisa menyekolahkan anak kami," ucap Arippudin.

Bahrudin dan Aripuddin adalah sebagian kecil dari warga sekitar yang mencari penghidupan di Matoa Golf. Matoa Golf memiliki 500 karyawan yang sebagian besar adalah warga sekitar dengan presentase 80%–90%.

"Harapan kita sebagai karyawan dan karyawati Matoa sini, sangat butuh kerjaan ini, jadi kita mengharapkan untuk menangguhkannya" ucap Bahrudin.

Operational Manager Matoa Golf, Asmawih (45), menyebutkan bahwa ia membawahi 259 pekerja yang 85%-nya adalah warga sekitar, yakni dari kelurahan seperti Cipedak, Ciganjur, Krukut, Tanah Baru, dan Curug.

Adapun General Manager Matoa Golf, Muhammad Fahmi, mengkonfirmasi bahwa mayoritas pekerja Matoa Golf adalah warga sekitar. Ia menjelaskan kalau warga sekitar memang lebih diprioritaskan untuk bekerja di Matoa Golf ketimbang penduduk-penduduk di luar itu.

Menurut Fahmi, memprioritaskan warga sekitar untuk bekerja adalah bentuk upaya memajukan dan meningkat taraf hidup warga. Hal ini merupakan keinginan mendiang Bob Hasan selaku pendiri.

"Beliau memang ingin memajukan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitar Matoa Golf, jadi ada tujuan secara sosial," tutur Fahmi.

Dilansir dari majalah Gatra pada hari Selasa (17/03), lahan Matoa Golf masuk dalam Renaca Strategis (Renstra) IV tahun 2019-2024 sebagai lahan alternatif pembangunan fasilitas pertahanan udara milik TNI AU. meski begitu, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara, Indan Gilang Buldansyah, menyebutkan, Lapangan Golf akan tetap beroperasi.

Asmawih berpendapat bahwa banyak orang yang hidupnya terancam jika Matoa Golf berhenti beroperasi. Hal ini dikarenakan pekerja-pekerja Matoa Golf hidup dengan keluarga mereka masing-masing dari tempat ini.

"Dari 500 [pekerja] itu mereka punya keluarga, punya istri, punya anak. Kalau dikalikan 3, hampir 1.500 orang yang bergantung dengan operasionalnya Matoa Golf ini. Dengan ditutupnya ini, ya, akan 'matilah' mereka," ujar Asmawih.

323