Washington, D.C, Gatra.com – Produsen obat Pfizer Inc asal Amerika Serikat (AS) mengatakan telah memulai pengujian pil virus korona yang dapat diminum pada manusia jika mulai merasa sakit.
Jika berhasil dalam uji coba, pil tersebut dapat diresepkan pada awal terjadinya infeksi untuk menghambat virus sebelum pasien tertular parah.
Obat tersebut bekerja dengan enzim yang disebut protease, guna mencegah virus bereplikasi. Obat penghambat protease telah berhasil mengobati jenis virus lain, termasuk HIV dan Hepatitis C.
“Mengingat cara SARS-CoV-2 bermutasi dan dampak global COVID-19 yang berkelanjutan, tampaknya sangat penting untuk memiliki akses ke pilihan terapeutik baik sekarang maupun setelah pandemi,” kata Kepala Ilmiah Pfizer, Mikael Dolsten, dikutip Bloomberg, Rabu (24/3).
Dalam sebuah wawancara, Dolsten mengatakan sejauh ini tidak ada masalah tak terduga yang terlihat dalam penelitian tersebut, dan dapat memberikan hasil dalam beberapa minggu mendatang.
Protease inhibitor baru adalah obat kedua yang dibawa Pfizer ke dalam uji coba pada manusia, untuk mengobati Covid-19. Pfizer juga sedang menguji obat lain yang diberikan secara intravena kepada pasien virus yang dirawat di rumah sakit.
Perawatan yang mudah dapat digunakan untuk pasien COVID-19 stadium awal. Sementara terapi antibodi dari Eli Lilly & Co. dan Regeneron Pharmaceuticals Inc. yang mana diizinkan di AS untuk pasien Covid yang belum pernah dirawat di rumah sakit meski berisiko tinggi mengalami gejala yang parah. Terapi tersebut harus diinfuskan di rumah sakit atau melalui resep dokter.
Terapi lain ditujukan untuk orang yang lebih sakit misalnya penggunaan pil remdesivir, obat antivirus Gilead Sciences Inc. Cara itu harus diinfuskan selama beberapa hari dan hanya disetujui untuk pasien yang dirawat di rumah sakit.
Pembuat obat besar, Merck & Co, juga memiliki satu dari sedikit pil virus korona yang sudah banyak diuji pada manusia.
Obat antivirus eksperimental molnupiravir bekerja dengan mekanisme yang berbeda dari obat Pfizer, dan dalam uji coba tahap akhir pada manusia.
“Jika semuanya ini berjalan dengan baik, Pfizer dapat memulai uji coba gabungan tahap 2 fase 3, yang jauh lebih besar di awal kuartal kedua,” kata Dolsten.
Obat ini diharapkan dapat izin secara darurat dari Food and Drug Administration pada akhir tahun ini. Namun itu tergantung bagaimana perkembangan pandemi.
“Obat tersebut kemungkinan akan diberikan dua kali sehari selama sekitar lima hari,” katanya.
“Ini benar-benar dapat mengubah arah,” kata Dolsten.
Pengujian kemanjuran awal akan difokuskan pada orang dengan infeksi awal. Pfizer juga berencana untuk mengeksplorasi apakah obat tersebut bekerja untuk melindungi orang sehat yang telah terpapar virus corona, seperti anggota keluarga atau teman sekamar yang tinggal dengan seseorang yang sakit.
Dolsten mengatakan bahwa PI oral Pfizer, dengan nama kode PF-07321332, memiliki sejumlah keuntungan potensial.
Dalam tes laboratorium, itu bekerja melawan banyak virus korona, termasuk virus SARS asli dan MERS. Selain itu, protease virus korona tidak banyak bermutasi, sehingga terapi tersebut kemungkinan bekerja dengan baik terhadap berbagai jenis varian lainnya.
“Secara teori, protease inhibitor juga dapat dikombinasikan dengan obat antivirus lain, seperti yang dikembangkan Merck,” kata Dolsten.
Pfizer mengatakan pihaknya berencana membagikan lebih banyak data tersebut pada pertemuan American Chemical Society pada 6 April mendatang.
Saham Pfizer turun 1,3 persen menjadi $ 35,52 pada 11:32 di New York. Selama setahun terakhir, saham telah naik 32 persen.