Home Milenial Cetak Penghafal Quran, YAK Bangun Ponpes di Sukoharjo

Cetak Penghafal Quran, YAK Bangun Ponpes di Sukoharjo

Sukoharjo, Gatra.com - Sebuah pesantren yang digadang - gadang bakal menjadi tempat mencetak para penghafal Al Qur'an tidak lama lagi bakal berdiri di Kabupaten Sukoharjo, tepatnya di Desa Mertan, Kecamatan Bendosari.

Berawal dari berdirinya rumah tahfidz Al-Ikhlas yang dirintis oleh Ustadz Boby Harwi Wibowo pada tahun 2013 lalu. Dalam perjalanannya ternyata berkembang hingga memiliki banyak santri. Hingga kemudian didirikanlah sebuah Pondok Pesantren Tahfizh Qur'an Yatim Dhuafa Al-Ikhlas. 

Pondok pesantren yang berdiri dibawah naungan Yayasan Askar Kauny (YAK) yang berpusat di Cipayung, Jakarta Timur ini diketahui telah membangun sebanyak 38 pondok pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia. Salah satunya berada di Dukuh Pepen, Desa Mertan, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo.

"Tanah ini dibeli dari hasil gotong royong 114 orang yang berwakaf untuk pembangunan pesantren. Luasnya 1.500 meter persegi. Insya Allah akan ada 100 santri yang mukim dan belajar di sini," papar koordinator pembangunan Iqbal usai acara groundbreaking peletakan batu pertama Pondok Pesantren Tahfizh Qur'an Yatim Dhuafa Al-Ikhlas yang berada di Sukoharjo, Selasa (23/3).
 
Tidak hanya mengakomodir anak - anak warga sekitar, nantinya pesantren dijelaskan Iqbal juga akan menampung santri yang berasal dari luar daerah, khususnya anak yatim dhuafa. 

"Mereka tentunya akan belajar secara gratis dikasih bea siswa," ujarnya.

Sementara, pendiri Yayasan Askar Kauny, Ustadz Boby Herwibowo yang hadir dilokasi menyampaikan, peletakan batu pertama pembangunan pesantren di Desa Mertan merupakan salah satu rangkaian program sejumlah kegiatan yayasan.

"Ada program pelatihan seribu guru mengaji, tebar seribu Al Qur'an, berbagi bersama seribu anak yatim dhuafa, dan membuka seratus rumah tahfidz," katanya.

Dalam acara yang juga dihadiri salah satu anggota DPRD Sukoharjo, Nurjayanto ini, Uztadz Boby mengajak seluruh kaum muslimin meningkatkan intensitas dan keakrabannya dengan Al Qur'an, mengingat saat ini sudah mendekati bulan suci Ramadhan.

"Dari riset saya, 90% kaum muslimin di Indonesia tidak pandai membaca Al Qur'an. Jadi baca Al Qur'an secara tajwid masih berantakan. Mungkin risetnya Departemen Agama 54% yang buta huruf Al Qur'an. Jadi pada kenyataannya masih banyak PR," tandasnya.


 

599