Moskwa, Gatra.com – Vladimir Putin mengumumkan rencana menjalani vaksinasi Covid-19 pada Selasa (23/3). Meskipun vaksinasi bersifat sukaela, ia memilih untuk divaksin.
"Ngomong-ngomong, saya sendiri berniat melakukannya," ujar dia pada sebuah video konferensi.
Dilansir Ria Novosti (22/3), tidak disebutkan vaksin apa yang nantinya digunakan, tetapi sekretaris pers kepresidenan Dmitry Peskov mengatakan bahwa itu bisa menjadi salah satu dari tiga vaksin produksi dalam negeri Rusia.
Sebelumnya, Putin mengatakan bahwa tidak akan divaksinasi karena vaksin yang tersedia tidak dirancang untuk orang seusianya, namun jika memungkinkan ia akan melakukannya. Kini, setelah melalui berbagai pengujian, tiga vaksin buatan Rusia telah dinyatakan aman untuk berbagai kalangan usia di atas 18 tahun.
Tiga Vaksin Covid-19 Paling Menjanjikan dari Rusia
Di Rusia, terdapat tiga jenis vaksin Covid-19 yang telah secara resmi teregistrasi, yakni Sputnik V, EpivakCorona, dan Kovivak.
Dirilis pada 11 Agustus 2020, Sputnik V merupakan vaksin Covid-19 pertama di dunia yang teregistrasi secara resmi. Vaksin ini dikembangkan di Pusat Studi Epidemologi dan Mikrobiologi Gamaleya di Moskwa.
Uji klinis fase ketiga Sputnik V menunjukkan 91,6% efektif sepenuhnya melindungi dari gejala Covid-19 yang berat.
Sputnik V dapat digunakan oleh semua orang yang berusia di atas 18 tahun. Membutuhkan 2 kali vaksinasi dengan jeda 21 hari. Kelompok orang yang tidak dianjurkan menerima vaksin ini, adalah yang memiliki alergi berat atau infeksi akut, ibu hamil dan menyusui, serta orang di bawah usia 18 tahun.
Adapun efek samping setelah menerima vaksin Sputnik V, yakni panas dingin, peningkatan suhu tubu, nyeri otot dan sendi, serta sakit kepala.
Jenis vaksin berikutnya, EpivakCorona menjadi vaksin kedua yang resmi teregistrasi di Rusia pada 13 Oktober 2020. Dibuat di pusat studi virus dan bioteknologi Vektor di Kota Novosibirsk.
EpivakCorona tidak mengandung virus hidup dan membangun imunitas manusia melalui penggunaan peptida yang disintesis secara artifisial. Vaksin ini memiliki tingkat keamanan dan efektifitas yang tinggi.
Sama seperti Sputnik V, vaksinasinya dilakukan dua kali dengan jeda 21 hari dan diperuntukkan untuk orang berusia 18 tahun ke atas. Kelompok orang yang tidak dianjurkan menerima vaksin ini sama seperti Sputnik V dengan tambahan orang-orang dengan penyakit kronis dengan stadium akhir, pengidap imunodefisiensi primer, kanker darah, dan orang dengan neoplasma.
Sedangkan efek samping setelah menerima vaksin EpivakCorona, yakni peningkatan suhu tubuh tidak lebih 38.5 derajat Celsius dan berlangsung sebentar.
Vaksin ketiga, Kovivac dibuat di Pusat Penelitian dan Pengembangan Obat-obatan Imunobiologi Chumakov, Moskwa. Teregistrasi pada 20 Februari 2021, KoviVac dibuat dari virus SARS-CoV-2 yang "dimatikan" dan, menurut para ahli, vaksin ini menunjukkan keefektifan saat diuji pada sukarelawan. Namun, vaksin ini sekarang masih berada tahap II uji klinis.
Vaksinasi Kovivac dilakukan dua kali, namun dengan jeda 14 hari dan diperuntukkan untuk orang berusia 18 tahun ke atas. Kelompok orang yang tidak dianjurkan menerima vaksin ini sama seperti Sputnik V dengan tambahan orang-orang berpenyakit kronis dengan stadium berat.
Efek samping setelah menerima vaksin Kovivac, adalah peningkatan suhu tubuh, tidak lebih 38.5 derajat Celsius dan tidak berlangsung lama.