Jakarta, Gatra.com – PT Antaredja Mulia Jaya (AMJ) selaku pemrakarsa Proyek Terowongan Terpadu penanggulangan banjir di DKI Jakarta telah meneken perjanjian kerja sama dengan PT Waskita Karya pada Senin, 22 Maret 2021. Keduanya sepakat bermitra untuk mewujudkan proyek Terowongan Raksasa Penanggulangan Banjir Terpadu, yang dikenal dengan Jakarta Integrated Tunnel (JIT).
Sementara untuk mitra luar negeri PT. AMJ akan menggandeng perusahaan multinasional dari Korea Selatan yakni Sibernix dan pendanaan investasi dari E-Best. “Kita sudah menandatangani perjanjian pokok dengan Waskita Karya, untuk menjadi mitra strategis dalam mewujudkan proyek ini,” ujar Komisaris utama PT. AMJ Wibisono di Jakarta, Senin (22/3).
Kedua belah pihak berencana untuk membuat perusahaan patungan dalam rangka akselerasi proyek pengendali banjir di ibu kota tersebut. “Setelah kita melakukan penandatanganan MoA (Memorandum of Agreement) pada Desember 2019 dengan investor dari Korsel PT Sibernix.inc, maka selanjutnya kita memilih partner dari perusahaan lokal. Kita pilih Waskita Karya karena dikenal sangat berpengalaman dalam mengerjakan proyek-proyek infrastruktur,” kata Wibi.
Sebelumnya, pihak perusahaan telah diundang rapat virtual di Kementerian Perekonomian pada 18 September 2020 yang dipimpin oleh Asisten Deputi Perencanaan Pengembangan Kawasan Strategis, Tulus Hutagalung dengan tujuan membahas tindak lanjut Permohonan Rekomendasi Pembangunan Jakarta Integrated Tunnel oleh PT. AMJ yang disampaikan melalui surat Direktur Utama PT. AMJ No. 01/AMJ/VIII/2020, tanggal 25 Agustus 2020, perihal rekomendasi dari Dewan SDA Nasional untuk membangun Proyek JIT di Jakarta.
“Intinya dari hasil rapat, semua stakeholder yang diundang mendukung proyek ini,” ujar Wibi. Pemerintah menurutnya mendukung kegiatan investasi untuk program pembangunan nasional dengan tetap memperhatikan regulasi yang ada. Salah satunya terkait dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan dokumen perencanaan pembangunan, baik dalam skala nasional maupun daerah.
Lebih lanjut, pembahasan proyek juga dilakukan di Kantor Staf Presiden (KSP) pada 6 Juli 2020. Saat itu pihak perusahaan dan KSP membahas tentang percepatan investasi proyek JIT. “Kami berharap tahun ini proyek yang menelan biaya Rp42 triliun ini bisa dimulai. Tinggal persyaratan teknis saja, terakhir kita sudah rapat pleno dengan TKPSDA untuk mendapatkan rekomendasi dari Tim Sumber Daya Air Nasional agar proyek ini bisa disinkronisasi dengan proyek pengendalian banjir yang ada”.
Wibi menyebutkan, proyek tersebut akan menjadi momentum yang baik untuk iklim investasi di masa pandemi Covid-19. “Karena proyek ini sama sekali tidak membebani anggaran negara,” pungkasnya.