Home Ekonomi Stok Beras Impor 2018 Masih Menumpuk di Gudang Bulog

Stok Beras Impor 2018 Masih Menumpuk di Gudang Bulog

Tegal, Gatra.com - Stok beras di gudang Bulog Cabang Pekalongan, Jawa Tengah masih menumpuk di tengah rencana pemerintah mengimpor satu juta ton beras pada tahun ini. Sebagian stok beras merupakan sisa impor pada 2018.

Kepala Bulog Cabang Pekalongan Heriswan mengungkapkan, stok beras di enam gudang Bulog yang tersebar di wilayah eks Karesidenan Pekalongan jumlahnya 18.000 ton.

Dari jumlah itu, 7.000 ton di antaranya merupakan hasil penyerapan beras petani pada panen raya tahun ini.

"Yang 11.000 ton ada yang stok sejak 2019, 2020 dan juga beras impor dari Vietnam dan India pada 2018 sebanyak 2.000 ton," kata Heriswan, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (22/3).

Menurut Heriswan, stok beras tersebut masih menumpuk karena Bulog sudah tidak lagi menyalurkan beras untuk warga miskin atau raskin sejak program itu diganti menjadi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

"Dulu Bulog setiap bulan ada pasar melalui penyaluran raskin, sekarang ganti BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai), Bulog gak ikut, akhirnya menumpuk," ujarnya.

Heriswan mengatakan, stok beras itu mampu untuk mencukupi kebutuhan masyarakat hingga satu tahun ke depan. Dia pun menilai impor beras tidak diperlukan jika melihat jumlah stok yang tersedia. "Kalau kami jawab (perlu impor atau tidak) ya tidak perlu impor,” ujarnya.

Terkait penyaluran stok beras yang menumpuk di gudang, Heriswan mengatakan menunggu arahan dari Bulog pusat. "Sambil nunggu penyaluran, kita rawat dengan standar kita agar kualitasnya tetap terjaga. Sebelum diterima kita juga sudah pastikan kadar air di bawah 14 persen sehingga bisa tahan sampai dua tahun lebih," tandasnya.

Menurut Heriswan, jumlah stok beras masih akan bertambah karena pihaknya masih melakukan penyerapan beras maupun gabah dari petani pada panen raya tahun ini. Target penyerapan pada tahun ini sebanyak 49.500 ton.

"Mulai bulan Maret kami sudah serap 7.000 ton setara beras dari tujuh kabupaten/kota di wilayah eks Karesidenan Pekalongan. Ini penyerapan masih berjalan. Nanti puncaknya April," sebutnya.

Disinggung adanya keluhan petani terkait anjloknya harga gabah dan beras imbas kebijakan impor, Heriswan menyatakan petani maupun gabungan kelompok tani bisa menjadi mitra Bulog sehingga hasil panen bisa diserap dengan mengacu pada standar kualitas Bulog.

"Kita buka satker (satuan kerja) juga untuk beli langsung ke petani. Kalau ada petani-petani yang mau langsung ke Bulog, silakan. Nanti kita tentukan sesuai standar kualitas, misalnya kadar air maksimal 14 persen, broken 20 persen, sosoh 96 persen, menir dua persen," ujarnya.

Seperti diketahui, pemerintah akan mengimpor satu juta ton beras pada tahun ini. Dibukanya keran impor itu karena stok cadangan beras yang ada di Bulog dinilai rendah.


 

316