Tegal, Gatra.com - Rencana pemerintah mengimpor satu juta ton beras ditentang petani di Kota Tegal, Jawa Tengah. Rencana kebijakan itu dinilai membuat harga gabah anjlok.
"Petani lagi mau panen ternyata ada impor beras sehingga harga beras merosot, anjlok. Gabah juga begitu. Belum impor aja ini harganya sudah turun," kata Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sumber Ekonomi, Kelurahan Kaligangsa, Kecamatan Margadana, Munaseh (77), Senin (22/3).
Munaseh mengungkapkan, meski impor belum dilakukan, harga gabah sudah anjlok menjadi Rp350 ribu per kwintal dari sebelumnya Rp500 ribu per kwintal.
"Sekarang harga Rp350 ribu tidak ada yang mau beli karena dampak rencana mau impor beras," ungkapnya.
Menurut Munaseh, dari lahan seluas satu hektar, petani di Kelurahan Kaligangsa bisa memanen enam ton gabah kering. Hasil panen itu tak bisa langsung terjual karena tidak ada yang membeli.
"Kalau panen ya harus disimpan dulu karena tidak ada yang beli. Ada yang beli pun sangat murah sekali. Dari Bulog juga belum ada yang turun ke sini untuk melakukan penyerapan," ujarnya.
Munaseh mengatakan, harga gabah yang anjlok tersebut membuat petani mengalami kerugian. Dari modal Rp18 juta yang dikeluarkan selama masa tanam, hasil yang didapat hanya Rp2 juta.
"Untuk panen seperempat hektar cuma dapat Rp2 juta. Mestinya bisa Rp6 juta - 7 juta. Itu buat nutup modal saja tidak bisa," ujarnya.
Munaseh berharap pemerintah tidak melakukan impor beras dan lebih memprioritaskan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi petani.
"Petani selama ini membeli pupuk sangat sulit, prosesnya susah. Kartu Tani belum jadi sejak dibikin dari 2015. Dari 150 orang anggota Gapoktan, yang baru dapat dua orang," ujarnya.
Ketua Gapoktan Akur Tani Jaya Kelurahan Kalinyamat Kulon, Kecamatan Mardagana, Asmawi mengatakan, kebijakan impor beras tidak tepat dilakukan saat sedang panen raya.
"Kalau pemerintah mau impor harusnya lihat waktu dan kondisi. Ini kan lagi panen raya, harusnya pemerintah menyerap bera bukan malah impor," ujarnya.
Menurut Asmawi, kebijakan impor beras merugikan petani karena menurunkan harga jual gabah maupun beras.
"Baru kabar saja ini sudah menurunkan harga jual, apalagi nanti kalau ada impor beneran. Makanya kami minta kebijakan impor dibatalkan," ujarnya.