Yogyakarta, Gatra.com– Kongres Akasara Jawa (KAJ) I Yogyakarta resmi dimulai Senin (22/3) hingga Jumat (26/3) mendatang di Hotel Grand Mercure Yogyakarta. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X yang membuka acara itu secara virtual ingin bahasa dan aksara Jawa tetap hidup.

“Karena dihidupi oleh penuturnya yang bangkit kembali dari tidur panjangnya dan menjadikannya pengguna aktif. Selamat berkongres dan semoga rekomendasinya mampu menggugah kebangkitan dan menjadi wahana menghidupkan bahasa dan aksara Jawa dalam keseharian. Kongres Aksara Jawa pertama ini diharapkan menaikkan minat baca tulis aksara Jawa,” katanya, Senin (22/3).

Dalam sambutannya, Sultan mengatakan telah dilakukan berbagai upaya untuk menghidupkan aksara Jawa seperti seremoni digitalisasi pada 5 Desember 2020 di Yogyakarta. Pada 2013 dan 2014, aplikasi Baca-Tulis Aksara Jawa versi 1.0 dan versi 2.0 juga diluncurkan.

“Sampai dengan akhir tahun 2020, aplikasi tersebut telah diunduh lebih dari 10.000-an orang peminat,” katanya.

Sultan mengatakan, selain wajib menuliskan aksara Jawa untuk nama setiap kantor di Pemda DIY, pegawai juga harus menggunakan busana dan bahasa Jawa di kantor setiap Kamis Paing. Langkah ini sekaligus menandai peringatan haul pahlawan nasional Sri Sultan Hamengku Buwono IX.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan jika ingin aksara daerah bertahan, konservasi ke dalam platform digital maka mutlak dilakukan.

“Pemanfaatan teknologi digital harus diupayakan agar mendapat pengakuan di tengah situasi global yang menuntut modernitas,” katanya.

Nadiem mengatakan Kemendikbud mendukung kongres ini. “Karena salah satu temanya mengangkat upaya integrasi aksara Jawa dalam platform digital,” ucapnya.