Solo, Gatra.com – Menjelang bulan puasa, ritel biasanya mulai mempersiapkan pasokan tambahan. Namun dengan kondisi Ramadan di tengah pandemi Covid-19 saat ini, mereka tak berani bertaruh banyak. Meskipun sudah ada wacana dari pemerintah terkait memperbolehkan kegiatan mudik.
Hal ini disampaikan oleh Koordinator Promosi Pemasaran Alfamidi Cabang Yogyakarta Yusuf Wahyu Hidayatsaat ditemui di Solo, Minggu (21/3). Dalam kondisi semacam ini, pihaknya baru bisa menambah pasokan barang sebanyak 15 persen.
”Kita berkaca dari Ramadan tahun lalu, di tengah pandemi semua menahan untuk berbelanja kecuali kebutuhan pokok,” katanya.
Padahal biasanya momen Ramadan dan lebaran, ritel akan menambah pasokan hinngga 100 persen. Apalagi untuk wilayah Solo raya dan Yogyakarta yang biasanya menjadi tujuan bagi pemudik.
”Namun kalau lebaran kemarin kenaikan penjualan hanya 30 persen saja. Itu pun hanya untuk bahan-bahan pokok saja. Untuk makanan ringan tidak ada pengaruh sama sekali karena daya beli menurun,” katanya.
Untuk itu pihaknya baru menambah pasokan separuhnya dulu. Sembari melihat kondisi yang ada. Apalagi saat ini dalam masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), penurunan penjualan sangat signifikan.
”Kami mengalami penurunan penjualan sampai 30 persen. Angka ini sangat berpengaruh kalau di industri ritel,” katanya.
Selama pandemik Covid-19 ini, Alfamidi juga menyalurkan semako untuk masyarakat yang kurang mampu. Gerakan ini dikumpulkan dari donasi para pembeli. ”Jadi biasanya ada uang kembalian Rp 100 rupiah atau Rp 200 rupiah. Biasanya kami tawarkan ke pembeli apakah untuk kembalian atau donasi. Uang donasinya kami salurkan seperti ini. Saat ini kami bagikan 60 paket sembako dari dana yang terkumpul,” katanya.