Badung, Gatra.com – Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali, Rizki Ernadi Wimanda, mengingatkan TPID Kabupaten Badung, untuk mewaspadai beberapa komoditas, yakni cabai merah dan rawit serta canang sari jelang hari raya Galungan dan Kuningan.
Rizki pada akhir pekan di Badung, Bali, mengingatkan, komoditas tersebut harus diwapadai karena secara historis selama 3 tahun pada hari raya Galungan dan Kuningan sering mengalami kenaikan harga.
"Komoditas cabai rawit yang masih belum menunjukkan penurunan harga hingga saat ini perlu diwaspadai, pasokan masih belum optimal akibat curah hujan yang tinggi, serta peningkatan permintaan menjelang hari raya," ujarnya.
BI merekomendasikan sejumlah kebijakan untuk pengendalian inflasi ke depan, yaitu pelaksanaan program pengendalian inflasi sesuai kewenangan OPD dengan tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19.
Kemudian, TPID menjamin kecukupan pasokan, kestabilan harga dan kelancaran distribusi menjelang hari raya Galungan dan Kuningan, optimalisasi penggunaan Controlled Atmosphere Storage (CAS), mendorong kerja sama antardaerah, dan mendorong pembentukan BUMD pangan.
"CAS merupakan sistem yang mengombinasikan teknologi pendingin dengan teknologi pengkondisian udara sebagai alat penyimpan produk komoditi hortikultura dalam jangka waktu yang lebih panjang dari metode konvensional," katanya.
Mesin CAS dapat mengawetkan berbagai komoditas, seperti cabai dan bawang merah. Berdasarkan informasi dari Perumda Pasar selaku pengelola CAS di Kabupaten Badung, daya tahan cabai yang disimpan dalam CAS dapat bertahan hingga 2 pekan dan bawang merah dapat bertahan hingga 3 bulan.
Dalam kesempatan itu, Rizki menyampaikan perekonomian dan inflasi Provinsi Bali, perkembangan harga pangan strategis Kabupaten Badung, komoditas yang perlu diwaspadai menjelang hari raya Galungan dan Kuningan serta rekomendasi kebijakan pengendalian inflasi yang dapat dijajaki oleh TPID Kabupaten Badung.
Pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan IV 2020 tumbuh -12,21% (yoy), sedikit membaik dibanding triwulan III 2020 yang mencapai -12,32% (yoy). Dari sisi perkembangan harga, Provinsi Bali mengalami deflasi -0,15% (mtm) pada Februari 2021.
"Meski demikian, beberapa komoditas pangan justru mencatat kenaikan harga, di antaranya cabai rawit, cabai merah, daging babi, sawi hijau, dan bayam," ujarnya.