Yogyakarta, Gatra.com - Kubah lava baru di tengah kawah Gunung Merapi terus tumbuh. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyebut aktivitas pijaran dan guguran lava kini dapat teramati dari lereng.
Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTKG Agus Budi Santoso mengatakan pertumbuhan kubah lava itu teramati dari CCTV Deles. Selama sepekan, 11-18 Maret, ketinggian kubah bertambah dari 45 meter menjadi 65 meter. "Selama satu minggu ada kenaikan 20 meter," kata Agus dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (19/3) sore.
Agus mengatakan BPPTKG berhasil mendapatkan gambar kubah lava tersebut dari drone yang diterbangkan pada Rabu (17/3). Kubah itu diperkirakan sepanjang 260 meter dan lebar 65 meter. Estimasi volumenya mencapai 950 ribu meter kubik.
Saat ini, Merapi memiliki dua kubah lava, yakni di tengah dan di barat daya. "Kubah lava di barat daya tidak teramati karena (drone) terhalang asap solfatara," katanya.
Agus mengatakan kubah lava di tengah kawah itu rata-rata tumbuh 12.800 meter kubik per hari. Adapun kubah lava di barat daya tumbuh 13.000 meter kubik per hari.
"Kubah lava di tengah kawah terus tumbuh. Aktivitas pijaran dan guguran lava sudah teramati dari lereng. Kemungkinan ke depan dapat terjadi guguran dan awan panas ke arah Kali Gendol," katanya.
Menurut Agus, erupsi Merapi pada 2021 ini cukup unik karena pusatnya di dua kubah lava, yakni di sektor barat daya dan tengah kawah.
"Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan - barat daya, meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer. Sedangkan pada sektor tenggara yaitu Sungai Gendol sejauh maksimal 3 kilometer," ucapnya.
Adapun awan panas sejak awal erupsi pada 4 Januari 2021 sampai saat ini telah terjadi 125 kali. Dalam pengamatan harian, sejak 00.00 sampai pukul 12.00 WIB, Jumat (19/3), teramati 27 kali guguran lava dengan jarak luncur maksimal 1,2 kilometer ke arah barat daya.