London, Gatra.com - Regulator obat-obatan Inggris menyebut adanya temuan baru lima kasus jenis pembekuan darah langka di otak dari 11 juta orang yang diberikan vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca. Meski menegaskan bahwa manfaat dari vaksin tersebut jauh lebih besar dibandingkan kemungkinan risikonya.
Dikutip reuters, adanya kekhawatiran tentang laporan pembekuan darah, bersama dengan tingkat trombosit yang rendah, telah menyebabkan beberapa negara Eropa termasuk Jerman menghentikan sementara peluncuran suntikan, sementara kasusnya sedang diselidiki.
Namun, Badan Pengatur Produk Kesehatan dan Obat-obatan Inggris (MHRA) mengatakan bahwa penggunaan vaksin harus tetap dilanjutkan di tengah penyelidikan lima laporan kasus tersebut, dan seorang pejabat mengatakan bahwa peluncuran kemungkinan akan terus berlanjut meskipun ada bukti dari temuan itu.
“Tidak ada bukti bahwa pembekuan darah di pembuluh darah terjadi lebih dari yang diharapkan jika tidak ada vaksinasi, untuk kedua vaksin tersebut,” kata Kepala Eksekutif MHRA, June Raine mengacu pada suntikan AstraZeneca dan Pfizer.
Raine mengatakan ada sejumlah kecil laporan tentang bentuk pembekuan darah yang sangat langka di vena serebral (trombosis vena sinus, atau CSVT) yang terjadi bersamaan dengan penurunan trombosit, setelah divaksinasi.
“Mengingat tingkat kejadian CSVT yang sangat jarang terjadi di antara 11 juta orang yang divaksinasi (dengan AstraZeneca), dan kaitan ke vaksin tidak terbukti. Justru manfaat vaksin dalam mencegah COVID-19 masih lebih baik, dibandingkan risiko menjalani rawat inap atau kematian,” katanya.
Namun, MHRA mengatakan siapa pun dengan sakit kepala yang berlangsung lebih dari empat hari setelah vaksinasi, atau memar di luar lokasi vaksinasi setelah beberapa hari, harus segera mencari pertolongan medis.
MHRA mengatakan ada tinjauan berkelanjutan ke dalam "lima laporan di Inggris tentang jenis pembekuan darah yang sangat langka dan spesifik di vena serebral (trombosis vena sinus) yang terjadi bersamaan dengan penurunan trombosit (trombositopenia).
Ketua Komisi Obat-obatan Manusia, Munir Pirmohamed dalam sebuah pernyataan bahwa meskipun ada kaitan antara gumpalan dan vaksin itu, namun kemungkinan tidak akan menghentikan peluncuran di Inggris.
“Jika kami merasa ada hubungan sebab akibat maka kami mungkin perlu memperbarui informasi produk, tetapi secara keseluruhan, saya tidak berpikir itu akan memerlukan jeda untuk program vaksinasi apa pun,” katanya kepada wartawan dalam sebuah penjelasan singkat.
European Medicines Agency sedang menyelidiki laporan 30 kasus kelainan darah yang tidak biasa dari 5 juta orang yang mendapat vaksin AstraZeneca di UE.
Fokus dan perhatian utama EMA adalah pada kasus penggumpalan darah di kepala, suatu kondisi langka yang sulit diobati yang disebut trombosis vena serebral (CVT). Diharapkan dapat segera mengumumkan hasil temuannya.