Bandung, Gatra.com - Menteri Sosial Tri Rismaharini meninjau aktivitas pelayanan dan fasilitas di tiga Unit Pelayanan Teknis (UPT) Kementerian Sosial di Bandung dan Cimahi pada Jumat (19/03/2021). Mensos ingin memastikan, UPT Kemensos di Bandung -- dan harapannya juga di seluruh pelosok tanah air -- siap menjawab berbagai tantangan pembangunan kesejahteraan sosial.
Tiga UPT yang dikunjungi Mensos kemarin adalah Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung, Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Sensorik Netra “Wyata Guna”, dan Balai Literasi Braille Indonesia “Abiyoso”, Cimahi.
Pagi hari, Mensos berada di Poltekesos Bandung memberikan kuliah umum. Di hadapan pada civitas academica. Mensos berpesan agar mereka berani memilih pendekatan berbeda dalam menjawab tantangan pembangunan kesejahteraan sosial yang semakin meningkat. Yakni dengan berani menyelesaikan tantangan tidak hanya dengan ilmu yang didapat di bangku kuliah, namun juga dengan berinteraksi langsung dengan permasalahan di lapangan.
Dari Polteksos, Mensos rombongan dengan didampingi Dirjen Rehsos Harry Hikmat bergerak ke dua UPT lainnya. Di balai Wyata Guna, Mensos tampak menyusuri selasar yang menghubungkan beberapa fasilitas di Balai Wyata Guna, Mensos menyampaikan sarana dan evaluasi terkait bagaimana meningkatkan layanan balai kepada penerima manfaat.
Di Balai Wyata Guna, Mensos melakukan peninjauan dan mengecek berbagai macam fasilitas yang disediakan di balai balai. Ia tampak berkeliling di beberapa lokasi atau gedung dan sempat berhenti dan menanyakan ruang untuk pendidikan musik bagi penyandang disabilitas sensorik netra. Mensos juga mengunjungi beberapa fasilitas lain Wyata Guna. Tak lupa, Mensos juga menyempatkan mengunjungi Kafe More yang dikelola penyandang disabilitas. Mensos memesan kopi dengan gula sedikit.
Menjelang petang, Mensos dan rombongan bergerak ke Balai Literasi Braille Indonesia “Abiyoso”, Cimahi. Dalam dua kesempatan terakhir, kepada Kepala Balai Wyata Guna, Sudarsono dan Kepala Balai Abiyoso, Isep Sepriyan, Mensos menekankan kembali bahwa pelayanan balai kepada penerima manfaat tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan keberfungsian sosial mereka. “Namun juga harus menyentuh dan memperkuat aspek kemandirian ekonomi,” kata Mensos.
Ia menyinggung materi belajar untuk penyandang disabilitas netra. Mensos mendorong agar materi belajar tersebut diperkaya dengan materi yang mengoptimalkan indera pendengaran. “Coba kembangkan materinya. Tidak hanya yang berupa braille, namun juga materi yang bisa didengar. Itu akan lebih memudahkan, mengasah dan memperkuat kemandirian ekonomi,” katanya di Balai Abiyoso.
Pembahasan tentang materi untuk pengembangan kapasitas bagi penyandang disabilitas netra sebagai penerima manfaat ini memdapat perhatian serius Mensos. Ia melakukan briefing cukup mendalam, mirip kursus singkat.
Kepada jajaran pimpinan balai, Mensos meminta materi pengembangan kapasitas di balai untuk lebih dipertajam. Mensos menilai, materi yang ada masih terlalu umum. “Terlalu general. Fokus saja pada penguatan keterampilan mereka. Bagaimana mereka bisa meningkatkan penguatan kemampuan kewirausahaan agar mereka mandiri secara ekonomi,” kata Mensos.
Selain itu, Mensos juga memberikan perhatian kepada bagaimana hasil karya penerima manfaat nantinya bisa dipasarkan. Untuk itu, ia mengingatkan agar disiapkan pendirian Sentra Kreasi Atensi (SKA) sebagaimana sudah dikembangkan di Bekasi dan Temanggung. (Adv)