Blora, Gatra.com - Anjloknya harga gabah di tingkat petani yang hanya sekitar Rp 3500 per kilogram, mengundang keprihatinan Bupati Blora, Arif Rohman. Melihat hal ini, pihaknya ingin agar ke depan Sistem Resi Gudang (SRG) yang sudah dibangun Kementerian Perdagangan sejak tahun 2013 di Kecamatan Kedungtuban bisa diaktifkan kembali untuk menyerap gabah petani.
"Di Blora ini sudah ada sistem resi gudang di Desa Sidorejo, Kecamatan Kedungtuban tapi kondisinya mangkrak. Ini akan kita upayakan secepatnya agar resi gudang yang ada di Sidorejo segera berfungsi. Karena fungsinya bagus untuk menyerap gabah petani dalam kondisi harga gabah sedang turun," ucap Arif, Rabu (17/3).
Untuk diketahui, gudang SRG di Desa Sidorejo ini dulunya dibangun dengan dana alokasi khusus (DAK) dan dana alokasi umum (DAU) dengan total anggaran mencapai Rp 4,84 miliar. Dibangun di atas tanah seluas 3.500 meter persegi milik Pemkab Blora.
Daya tampung gudang mencapai 1.500 ton gabah. Mesin pengering gabah berkapasitas 10 ton per delapan jam dan dilengkapi dengan lantai jemur gabah, ganset, listrik, tataan gabah, air, perkantoran dan musholla. "Dengan keberadaan SRG ini nantinya bisa untuk menstabilkan harga gabah petani, yaa semacam Bulog lah,tapi yang ada di daerah," harapnya.
Sebelumnya keluhan terhadap rendahnya harga gabah disampaikan oleh sejumlah petani. Mereka menilai harga gabah tahun ini mendekati level terendah dari tahun biasanya.
"Petani serba susah mas. Waktu tanam pupuk mahal, sekarang panen harga gabah anjlok. Terus mau dapat apa petani ini. Susah semuanya," kata Jito petani di Desa Kamolan.