Salatiga, Gatra.com - Semua sekolah di Jawa Tengah (Jateng) harus melakukan uji coba sebelum melaksanakan pembelajaran tatap muka mulai 1 Juli 2021.
Hal ini disampaikan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo saat meninjau persiapan pembelajaran tatap muka di beberapa sekolah di Kota Salatiga, Rabu (17/3).
Didampingi Wali Kota Salatiga, Yulianto, Ganjar meninjau SMAN 2, SMKN 1, SMPN 6, dan SDN Dukuh 01 Salatiga.
“Sekarang saat sekolah melakukan uji coba, jadi Juli mendatang mungkin pelaksanaannya akan massal,” kata Ganjar.
Kendati begitu, lanjutnya, sudah berkomunikasi dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan agar tetap mempertimbangkan zonasi, kalau yang masih zona merah Covid-19 jangan sekolah tatap muka.
Termasuk mendorong Kementerian Kesehatan memprioritaskan para guru dan tenaga pendidik segera divaksinasi Covid-19.
Ganjar meminta semua sekolah supaya memastikan sarana prasarana protokol kesehatan (prokes) Covid-19 berjalan. Harus ada tim asesor yang memantau prokes berjalan 100% di semua sekolah yang akan melaksanakan pembelajaran tatap muka.
"Harus 100 persen, tidak boleh 99,9 persen. Ya fasilitasnya, prosedurnya, sarana prasarananya dan lainnya. Guru harus memastikan itu berjalan, dan Disdikbud saya minta mengontrol langsung dan memastikan semuanya berjalan," ujarnya.
Para guru dan siswa supaya disiplin dalam pelaksanaan prokes. Sebab faktanya, ada guru dan siswa yang beberapa waktu lalu yang positif Covid-19.
Oleh karenanya, lanjut Ganjar, tim asesor harus benar-benar melakukan assesment, SOP dan protokol kesehatan harus dipegang betul.
“Kalau terjadi pelanggaran oleh sekolah ya harus diberikan tindakan tegas. Nanti saya akan pantau langsung,” katanya.
Sementara hasil pantauan, di SMAN 2 dan SMKN 1 Salatiga, belum ada siswa yang menggelar simulasi pembelajaran tatap muka. Pihak sekolah baru menggelar rapat dengan wali murid dan komite sekolah terkait persiapannya.
Di SMPN 6 dan SDN Dukuh 01 Salatiga, telah melaksanakan uji coba belajar mengajar tatap muda dengan protokol ketat. Jumlah siswa dibatasi maksimal 50 persen dan jam belajar hanya 90 menit.
Salah seorang siswa SMPN 6, Ivana Clarista menyatakan, merasa senang bisa kembali masuk ke sekolah karena bisa bertemu dengan teman-teman.
"Sekolah daring hampir setahun, kadang rasanya jenuh dan tidak paham materi. Kalau tatap muka bisa lebih paham karena dijelaskan langsung guru,” ujarnya.
Kepala Cabang Dinas (Cabdin) Pendidikan Wilayah V meliputi Kota Salatiga, Boyolali dan Klaten, Nasikin mengatakan pihaknya telah melakukan koordinasi dengan berbagai sekolah menghadapi pembelajaran tatap muka.
“Telah melakukan koordinasi dengan 61 kepala SMA, SMK maupun SLB yang ada di wilayah kerja kami,” katanya.