Surabaya, Gatra.com - Jokowi mengingatkan bahwa HMI melahirkan banyak kader yang kini menjabat sebagai menteri pada Kabinet Indonesia Maju. Sebut saja, Machfud MD, Menko PMK Muhajdir Effendy, Menteri Bappenas Suharso Monoarfa, dan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil
Jokowi berpesan agar HMI mampu mewujudkan cita-cita para pendiri yang ingin menyelaraskan ke-Islaman dan ke-Indonesiaan. Salah satunya, dengan tidak terlena dengan kejayaan masa lalu.
"Banyak kader HMI yang menjadi tokoh bangsa. Dengan pelbagai latar belakang keilmuan. Tapi tantangan kita kedepan semakin besar. Kita tahu saat ini di era disrupsi dengan perubahan sangat cepat," kata Jokowi dalam sambutan kongres HMI ke-31 secara virtual, Rabu (17/3).
HMI diharapkan menjadi organisasi yang adaptif dan mengikuti perkembangan jaman. Yakni, memiliki kepekaan, cerdas, dan sigap dalam mengambil keputusan.
Jokowi ingin HMI menjadi organisasi yang adaptif dengan kebaharuan. Tanggap mengahadapi realitas baru dan menyesuaikan diri dengan arus perubahan. Termasuk, berperan aktif dalam upaya pemerintah mengentaskan bangsa dari pandemi COvid-19.
"Kita harus mengasah kepekaan, adaptif, dan lincah terhadap perubahan. Sigap dalam mengambil keputusan. Cepat dan cerdas dalam bertindak. Bangun terus kolaborasi dengan agenda-agenda penting pembangunan bangsa. Termasuk dalam beriktiar mengatasi pandemi dan dampaknya," kata Jokowi.
Jokowi juga berpesan agar HMI menjadi organisasi pelopor kemajuan bangsa di mata dunia. HMI melahirkan sumber daya manusia unggul sehingga mampu menjadi pemimpin masa depan bagi Indonesia.
HMI diharapkan mampu menjadi organisasi yang disegani negara-negara di seluruh dunia dalam upaya memajukan dan mensejahterakan masyarakat Indonesia.
"Yang akan mengantarkan bangsa ini siap berkompetisi dalam era hyper competition seperti sekarang ini. Yakin menjadi pemenang, hingga usaha sampai," katanya.
Adapun Machfud MD mengatakan, HMI sudah banyak berperan dalam pembangunan bangsa melalui ide-ide dan identitas ke-Islamannya. Dimulai pada peran kader HMI sebagai pendukung dan oposisi pada pemerintahan.
Menurutnya, itulah tugas HMI dalam kehidupan sehari-hari berbangsa dan bernegara. Kiprah HMI juga tidak lepas dari kolaborasinya dengan organisasi lain.
"(HMI) sudah berhasil menyumbang terhadap bangsa ini ide pembangunan dan ke-Islaman. Tentu, bersama dengan organisasi lain. Jadi, Indonesia itu dibangun dengan keberagaman agama, hingga organisasi mahasiswa dan sebagainya yang memberi kontribusi," kata Machfud.
Dikatakan bahwa HMI akan terus berkiprah melakukan tugas statuternya atau konstitusionalnya untuk terus memutar sirkulasi kepemimpinan di tubuh HMI. Nantinya, para kader HMI yang sudah "lulus" akan berperan di pemerintahan dan masyarakat.
Sedangkan Pj Ketua Umum PB HMI Arya Kharisma Hardy berharap dalam kongres ke-31 tersebut, HMI mampu melahirkan pemimpin organisasi yang memiliki kapasitas dan kualitas yang mumpuni. Tertutama, dalam menyikapi situasi perpolitikan internasional yang juga berdampak pada Indonesia.
"Tema itu juga penting dirajut oleh pemerintah. Bukan hanya dari organisasi-organisasi kemasyarakatan lainnya saja. Apalagi dalam masa pandemi Covid-19 ini, kita butuh persatuan," kata Arya.
Salah satu dampak yang diwaspadai adalah potensi timbulnya konflik yang berujung perpecahan di Indonesia. Itulah, alasan kongres HMI yang mengusung tema persatuan, daulat, dan berkeadilan.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menggelar kongres ke-31 secara virtual di Surabaya, Jawa Timur, sebagai tuan rumah. Presiden RI Joko Widodo, Menkopolhukam Machfud MD, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Pj Ketua Umum PB HMI Arya Kharisma Hardy turut hadiri dalam kongres tersebut.