Kendal, Gatra.com - Meski diterjang pandemi yang tak kunjung berakhir, poduksi ikan bandeng yang dihasilkan petani tambak di Kabupaten Kendal Jawa Tengah, masih menjanjikan.
Demikian disampaikan Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kendal, Hudi Sambodo kepada Gatra.com di Kendal, Senin (15/3).
Produksi ikan bandeng di Kendal, kata Hudi, bisa mencapai tiga kali panen dalam setiap tahunnya. "Tiga sampai empat bulan, ikan bandeng sudah bisa panen. Namun, kadang-kadang petani tambak ada yang mengejar size (ukuran), sehingga panen sampai 6 bulan," katanya. Bandeng besar, lanjutnya, biasa digunakan sebagai bahan baku bandeng presto.
Produksi ikan bandeng dinilai cukup menjanjikan di tengah kondisi pandemi, karena dari 10ribu bibit bandeng yang disebar di 2 hetare lahan tambak, minimal mampu menghasilkan satu ton bandeng siap jual. "Kalau satu tahun bisa dua atau tiga kali panen sudah bisa dilihat hasilnya," ungkapnya.
Menurut Hudi, potensi bandeng yang cukup besar masih didukung dengan luasan lahan yang ada. Meskipun dengan keputusan pemerintah pusat yang mendirikan kawasan industri Kendal (KIK) berdampak pada berkurangnya lahan tambak milik petani. Namun, 2.300-an hetare lahan tambak yang masih ada dirasa masih cukup sebagai sektor yang mampu menghasilkan ikan bandeng.
"Kita siasati lahan tambak yang berkurang dengan bergeser ke arah barat, karena wilayah timur setelah dijadikan kawasan industri banyak berdiri pabrik-pabrik baru," terangnya.
Daerah Kendal bagian barat tepatnya di wilayah Kecamatan Kangkung dan Rowosari menjadi sasaran pergeseran lahan tambak. Bahkan, saat ini di wilayah Kecamatan Kangkung sudah banyak muncul tambak-tambak baru.
"Lahan-lahan itu milik petani. Kita kemarin sudah kunjungi, namun tidak ditanami bandeng tapi ditanami udang vaname. Luasnya baru sekitar seratusan hektare," tutupnya.