Semarang, Gatra.com- Dinas Pendidikan Kota Semarang menyebutkan 99% sekolah telah siap melaksanakan pembelajaran tatap muka yang akan dilaksanakan pada Juli 2021.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang, Gunawan Saptogiri sekolah mulai tingkat SD dan SMP baik negeri serta swasta telah melakukan persiapan pembelajaran tatap muka.
“Sebagian besar atau 99% SD dan SMP negeri dan swasta siap melaksanakan pembelajaran tatap muka, hanya ada beberapa sekolah belum siap, tapi masih proses,” katanya pada acara “Ngobras”, Senin (15/3).
Pihak sekolah, lanjut Gunawan, telah menyiapkan protokol kesehatan (prokes) Covid-19 ketat, seperti menyediakan tempat untuk mencuci tangan dilengkapi sabun dan cadangan masker.
Dalam pelaksanaan nantinya dibatasi hanya 50% dari kapasitas ruang kelas yang ada di sekolah, semisal di SMP bila kelas berkapasitas 32 siswa, maka hanya 16 siswa.
Di samping itu proses kegiatan belajar mengajar siswa di sekolah juga dibatasi selama tiga jam, tanpa ada istirahat, sehingga kantin sekolah ditutup.
“Pelaksanaan pembelajaran tatap muka sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat dan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi akan dilaksanakan pada Juli mendatang,” ujar Gunawan.
Meski demikian bagi orang tua siswa yang keberatan anaknya belajar langsung di sekolah dibolehkan untuk tetap belajar secara daring di rumah.
Menurut Gunawan, dari hasil survai pendataan yang dilakukan kepada orang tua SD negeri dan swasta beberapa waktu lalu tidak semua orang tua setuju dengan pembelajaran tatap muka di sekolah.
“Hasil survai sebanyak 65.000 orang tua setuju sekolah tatap muka dan 15.000 orang tua tidak setuju,” katanya.
Gunawan menambahkan pelaksanaan pembelajaran tatap muka untuk sekolah-sekolah yang berada daerah zona hijau bisa dilakukan serentak, sedangkan sekolah yang berada di zona kuning atau merah dilakukan secara bertahap.
“Paling penting dalam pembelajaran tatap muka di era new normal adalah siswa paham mencegah Covid-19, bagaimana dia berangkat dari rumah ke sekolah, di sekolah, dan pulang lagi ke rumah. Ini harus dijelaskan pihak sekolah,” ujarnya.