Tapanuli Utara, Gatra.com - Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) di Sumatera Utara (Sumut), bakal menjadi salah satu sentra penghasil keju mozarella dari bahan susu kerbau di Indonesia, setelah berdirinya rumah produksi pengolahan susu 'Morrah Farm' di Desa Bahal Batu 1, Kecamatan Siborong-borong.
Keberadaan rumah produksi itu berkat bantuan Bank Indonesia (BI) Sibolga yang mengalokasikan sebahagian dana Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) atau sebentuk dana Coorporate Social Responsibility (CSR) mereka kepada Koperasi Guna Satwa Mandiri selaku pengelola.
Disamping itu juga, BI Sibolga membangun kandang ternak komunal untuk tempat pemeliharaan kerbau sebagai sumber bahan baku utama perolehan susu untuk rumah produksi.
Penyerahan rumah produksi (sarana dan prasarana pengolahan susu kerbau menjadi keju mozarella) dan kandang ternak komunal dilaksanakan pada Minggu (14/3) sore di Desa Bahal Batu 1, Kecamatan Siborong-borong langsung oleh Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Sumut, Soekowardojo, didampingi Kepala KPw BI Sibolga, Aswin Kosotali, beserta Anggota DPR RI dari Komisi XI, Sihar Sitorus, kepada pihak Koperasi Guna Satwa Mandiri yang diterima sekretarisnya, Sondang Magdalena Pane.
Sondang dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada pimpinan BI atas pemberian bantuan rumah produksi dan kandang ternak komunal kepada Koperasi Guna Satwa Mandiri dan kepada Anggota DPR RI, Sihar Sitorus, yang telah memberikan dorongan.
Ia menjelaskan, bahwa rumah produksi dan kandang komunal tersebut telah beroperasi dan setiap harinya mereka mampu memerah susu dari ternak Kerbau yang mereka pelihara di kandang komunal sebanyak 80-90 liter. Tapi pengolahannya aku Sondang, masih dalam bentuk fresh milk karena mereka belum memiliki peralatan pengelolaam susu menjadi keju mozarella.
"Kami berharap, BI tidak berkesudahan untuk mendukung dan membantu kami supaya pengelolaan susu sesuai dengan target kami menuju pembuatan keju mozarella," kata Sondang.
Kepala KPw BI Sumut, Soekowardojo menerangkan, pemberian dan penyerahan bantuan PSBI berupa rumah produksi dan kandang ternak komunal kepada Koperasi Guna Satwa Mandir Taput, merupakan bagian dari program PSBI, terkait pengembangan ekonomi dan Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah (UMKM) dalam rangka untuk meningkatkan kegiatan ekonomi di daerah.
Dari hasil analisa, identifikasi dan verifikasi serta evaluasi yang ketat dikoordinir oleh BI Sibolga, Koperasi Guna Satwa Mandiri merupakan salah satu kelompok yang memenuhi persyaratan untuk mendapatkan program PSBI. Koperasi Guna Satwa Mandiri disamping memiliki kelengkapan persyaratan dinilai memiliki potensi dan keinginan untuk maju.
"Jadi, untuk mendapatkan program PSBI ini tidak sederhana sebenarnya, harus melalui identifikasi, verifikadi, analisa, dan evaluasi sesuai persyaratan BI. Hal ini mengingat sumber dana PSBI terbatas, sehingga harus dibuat skala prioritas mana UMKM yang berpeluang besar mendapatkan program PSBI," beber Soekowardojo dalam keterangannya kepada wartawan.
Ia menegaskan, hal ini berlaku sama di seluruh Indonesia. Sebagaimana BI Sibolga yang membawahi 16 Kabupaten/Kota di Sumut, terpaksa harus melakukan skala prioritas karena keterbatasan dana PSBI yang dimilikinya.
"Maka itu, saya berharap kepada daerah lain yang belum mendapatkan PSBI bagi pengembangan UMKM di daerahnya masing-masing supaya jangan pesimistis. BI bukan lah satu-satunya lembaga yang memberikan bantuan bagi pembangunan UMKM, tapi lembaga lainnya juga bisa melakukan hal yang sama," terangnya.
Ia pun juga berharap kepada Koperasi Guna Satwa Mandiri Taput agar ke depannya dapat memanfaatkan bantuan BI dengan sebaik-baiknya bagi kemajuan dan kemandirian usaha. Begitu juga Kepala KPw Sumut, Soekowardojo ini menyampaikan pesan kepada Koperasi Permata Tanah Madina yang juga sebelumnya telah mendapatkan bantuan BI berupa 3 unit bangunan rumah kaca (Green House) untuk pengolahan kopi kapasitas 20 ton dan kepada Koperasi Simpang Duhu Dolok Sejahtera di Kecamatan Mandailing Natal (Madina) berupa bantuan sarana prasarana pengolahan kopi.
"Jadi, bantuan dari BI ini kiranya bisa memberikan gairah dan semangat maju dan mandiri. Dalam pengelolaannya ke depan dapat dilakukan secara ekonomi, sehingga BI sudah bisa melepas," tukas Soekowardojo.
Hal yang sama disampaikan Anggota DPR RI dari Komisi XI, Sihar Sitorus. Ia juga berharap kepada pihak Koperasi Guna Satwa Mandiri agar memanfaatkan bantuan BI dengan sebaik-baiknya dan dapat mewujudkan harapannya menjadi penghasil keju mozarella berbahan baku susu kerbau pertama di Indonesia.
"Saudara-saudara boleh bangga karena kalau sudah mendapatkan bantuan dari BI, tentu sebuah prestasi. Oleh karena itu ke depannya juga, saya berharap supaya itu dijaga, produksi yang dihasilkan berkualitas dan sehat serta mampu mewujudkan cita-citanya menjadi produsen keju mozarella pertama di Indonesia," kata Sihar.