Kendal, Gatra.com- Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Terbuka Kelas II B Kabupaten Kendal berikan bekal mengaji atau belajar agama bagi semua warga binaan yang sebentar lagi akan kembali berbaur dan membuka lembaran hidup di tengah-tengah masyarakat.
Pembekalan ilmu agama dilakukan dengan menggandeng Forum Ukhuwah Silaturrohom Pendidikan Al Qur'an (Fuspaq) Kabupaten Kendal dan Bank Syariah Indonesia Cabang Kendal.
Dimulainya pembelajaran agama bagi warga binaan Lapas Terbuka Klas IIB Kendal ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerjasama pemberantasan buta huruf Alquran dan Pendidikan Akhlaq bagi warga binaan Lapas di Musala Lapas Terbuka II B Kendal, Desa Wonosari, Kecamatan Patebon, Jumat (12/3).
Kalapas Terbuka Kelas II B Kendal, Rusdedy mengatakan, pembekalan keagamaan kepada seluruh warga binaan sangat penting.
"Setelah mereka tahu agama, paling tidak diharapkan mereka bertobat dan sadar apa yang telah dilakukan itu salah dan kembali ke jalan yang benar, dan menyebarkan kebaikan," ungkapnya.
Rusdedy menjelaskan, pembinaan kepada warga binaan akan terus diintensifkan. Selain belajar mengaji, mereka juga diberikan pembelajaran agama guna meningkatkan pemahaman mereka terhadap hal-hal yang dibolehkan oleh agama dan yang tidak dibolehkan oleh agama.
"Jadi pada saat warga binaan ini sudah kembali ke masyarakat, mereka bisa menerapkan ilmu yang didapat di Lapas ini, termasuk ilmu agama. Sehingga, harapan kami, Insya-Allah mereka (warga binaan), berguna bagi masyarakat," jelasnya.
Hadir dalam acara tersebut, Kepala Kementerian Agama Kabupaten Kendal, Masruh, Kepala Bank Syariah Indonesia Cabang Kendal Abraham Yusuf, Ketua Fuspaq Kendal, KH Muh Mustamsikin, anggota DPRD Kendal, serta diikuti petugas dan warga binaan.
Kepala Bank Syariah Indonesia (BSI) Cabang Kendal, Abraham Yusuf mengatakan, program ini dalam rangka sinergitas BSI dengan Lapas Terbuka Kelas II B Kendal.
"Bersama lapas Kendal kami bersinergi dalam rangka membantu warga binaan untuk memahami bagaimana cara membaca Alquran," katanya.
Ketua Fuspaq Kendal KH Mustamsikin, berharap, pendidikan akhlaq kepada warga binaan bisa mencetak warga binaan bukan hanya Alim tapi juga Amil.
Dijelaskan, Alim yakni pintar membaca Alquran. Sedangkan Amil, yakni mengamalkan atau menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
"Prosesnya memang pintar dalam membaca Alquran. Tapi yang lebih penting, seperti target yang disampaikan Kalapas tadi, warga binaan bisa menjalankannya dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga, berguna bagi, agama, bangsa dan negara," tandasnya.
Kepala Kemenag Kendal, Mahrus mengatakan, Alquran bisa menjadi pegangan dalam hidup. Sehingga disaat susah maupun senang harus selalu ingat Alquran.
"Disaat kita susah, cobalah hilangkan dengan membaca Alquran dan saat senang juga luapkan rasa syukur dengan membaca Alquran. Insya-Allah kehidupan kita semua semakin tenang," tuturnya
Program ini pun, lanjut Masruh, memberikan keuntungan positif bagi keluarga napi karena mereka bisa menyaksikan orang tua atau keluarganya setelah bebas dari Lapas sudah rajin beribadah dan pandaimengaji.
"Saat bebas, anak dan istri bapak-bapak (warga binaan) tentu sangat bangga. Karena mereka melihat bapak-bapak sudah bisa mengaji tentu. Ini menjadi sebuah kebanggan bagi keluarga bapak-bapak," terangnya.
Ptogam mengaji mendapat respon positif dari warga binaan. Salah seorang warga binaan, Rohmadi mengaku senang dengan adanya program keagamaan ini. Menurutnya, saat keluar lapas nanti dirinya bersama warga binaan lainnya bisa berubah jauh lebih baik.
"Sebelumnya saya memang baru bisa sedikit-sedikit baca Alquran. Dan selama berada disini saya memperdalam ilmu agama. Insya-Allah kami keluar dengan jauh lebih baik lagi," katanya.