Palembang, Gatra.com- Kisruh DPP Demokrat antara Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Moeldoko, masih terus berlanjut. Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kota Palembang, angkat bicara terkait kisruh dua kubu di partai berlambang Mercy tersebut.
Apalagi, ada dua petinggi Partai Demokrat (PD) asal Sumatera Selatan (Sumsel). Nama Syofatillah Mozhaib alias Opat dan Marzuki Alie pun muncul sebagai para pendukung Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD) itu.
Bahkan, Dewan Pimpinan Partai (DPP) kubu AHY, memecat ke-duanya lantaran dituding akan melakukan kudeta dan melanggar AD/ART sebelum Kongres Luar Biasa (KLB) dilangsungkan.
Di Sumsel sendiri, nama Opat dan Marzuki dikenal luas oleh masyarakat. Mengingat, sebelumnya Opat sempat menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat dan mantan anggota DPR RI dapil Sumsel.
Sementara, Marzuki sendiri sempat menjadi Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, juga Ketua DPR RI periode 2009 - 2014 lalu.
Sekretaris DPC Partai Demokrat Kota Palembang, Anton Nurdin, mengatakan segudang pengalaman para senior tersebut nampak tak legowo dengan kondisi Partai Demokrat saat ini. Ke-dua seniornya tersebut dianggap tidak seharusnya menjalankan cara yang inkonstitusional guna merebut kendali partai.
“Para senior itu (Opat dan Marzuki) harus mawas diri lah. Seharusnya, para senior segala macam itu melihat partai itu regenerasi. Mereka itu masanya sudah habis, biarkanlah regenerasi ke depan sebagai solusi,” ujarnya di Palembang, Kamis (11/3).
Menurutnya, para senior itu membuat kerusuhan di Partai Demokrat, sehingga wajar saja dikeluarkan dari partai. “Jadi, wajar-wajar saja dipecat. Kan kalau sayang dengan partai bagaimana urun rembuk agar partai itu besar. Ya, bukan seperti kawin mau merusak dari dalam,” katanya.
Dalam kekisruhan partai tersebut bukanlah soal siapa yang mendirikan partai dan merasa memiliki peran masing-masing dalam membangunnya. Namun, pihaknya menilai partai akan tetap berdiri jika regenerasi berjalan baik, tapi dengan KLB justru meruncingkan keadaan.
Misalnya, sambungnya, kekisruhan seperti itu pernah terjadi di partai lainnya, Amien Rais selaku pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) didepak. Namun, ada partai yang dianggap sukses dalam regenerasi, yakni Golkar.
“Itu (Partai Golkar), salah satu pendirinya Pak Harto. Nah, apakah generasi selanjutnya ribut? kan tidak. Mereka malah bikin partai baru ada nama Wiranto, Prabowo hingga Surya Paloh begitu mereka keluar mereka tetap senior Golkar. Begitu seharusnya dengan para senior Demokrat itu,” ujarnya.
Dibeberkannya, di Sumsel ini satu DPD dan 17 DPC yang ada satu suara mendukung Ketua Umum (Ketum) Demokrat periode 2020 - 2025 yang sah sesuai hasil Kongres V Partai Demokrat.
Tentunya, katanya, hal itu sekaligus membantah kabar burung soal Wali Kota Palembang, Harnojoyo yang juga ketua DPC Partai Demokrat Kota Palembang mendukung hasil KLB di Deli Serdang, Sumatera Utara. “Yang pasti, Pak Harnojoyo itu tegak lurus mendukung penuh kepemimpinan AHY yang sah,” katanya.