Yogyakarta, Gatra.com - Presiden Joko Widodo disebut memecat langsung pejabat Pertamina yang diduga Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI). Pemecatan sebagai akumulasi kekecewaan Jokowi itu dinilai tak cukup.
"Pemecatan terhadap Direktur PT KPI sebenarnya bukan kewenangan langsung Presiden. Namun, Jokowi tetap melakukannya sebagai akumulasi kekecewaan yang memuncak," ujar pemerhati ekonomi energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi saat dihubungi Gatra.com, Kamis (11/3).
Menurut Fahmy, pembangunan kilang minyak itu instruksi presiden dan bagian dari mega proyek Pertamina. Namun pihak penggarap proyek itu dinilai tidak becus membangun kilang. "Malah mengimpor pipa kilang yang melanggar ketentuan TKDN (tingkat kandungan dalam negeri)," ujarnya.
Karena itu, Fahmy menilai wajar kalau Jokowi memecat langsung salah satu bos Pertamina itu. "Ini untuk meluapkan kemarahan atas ketidakmampuan dan pembangkangannya," ujarnya.
Namun pemecatan tersebut dinilai tak cukup. "Presiden mestinya juga memecat langsung Direktur Utama Pertamina yang bertanggungjawab membawahi," kata Fahmy.
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya mengatakan Presiden Jokowi memecat langsung seorang pejabat tinggi di Pertamina.
Berdasarkan informasi yang masuk ke Gatra.com, pejabat itu diduga Direktur Utama PT KPI Ignatius Tallulembang. Ketika dikonfirmasi, ia enggan mengomentari alasan Jokowi memecatnya. “Terima kasih atas atensinya,” ujar Lette, panggilan Ignatius.