Cilacap, Gatra.com– Pemerintah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah menarget meningkatkan kapasitas pengolahan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Refuse Derived Fuel (TPST RDF), Tritih Kulon, Jeruklegi, hingga 200 ton per hari. Sampah tersebut diolah menjadi bahan bakar setara batu bara.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cilacap, Awaludin Muuri mengatakan sebelumnya TPST RDF hanya mengolah sekitar 120 ton per hari. Kapasitas olah itu disesuaikan dengan volume sampah harian di TPST Tritih Lor, Jeruklegi, Cilacap. “Yang di Jeruklegi itu jumlah sampah hariannya sekitar 120 ton. Itu dari wilayah kota dan beberapa kecamatan lain,” katanya, Senin (8/3).
Dia menjelaskan, secara bertahap Pemkab mulai menyalurkan sampah dari wilayah lainnya, seperti Cilacap Timur, eks-Distrik Sidareja dan Cilacap barat. Dan kini, sampah dari enam kecamatan di Cilacap timur sudah masuk ke TPST RDF. “Yang sudah masuk ke RDF itu Cilacap timur. Sekarang kapasitas hariannya sekitar 135-140 ton,” ujarnya.
Awaludin mengemukakan, Cilacap memiliki empat tempat pembuangan akhir (TPA). Yakni, di Tritih Lor, Jeruklegi, TPA Kepudang, Binangun, untuk wilayah Cilacap timur, TPA Kunci, untuk wilayah eks Distrik Sidareja dan sekitarnya, serta TPA Malabar, untuk eks-Distrik Majenang dan sekitarnya.
Menurut dia, seluruh sampah itu secara bertahap akan diolah di RDF Jeruklegi untuk diolah menjadi bahan bakar setara batubara. Selanjutnya, produk akhir akan dijual kepada pabrik semen, PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar pengganti batubara. “Semuanya diserap oleh PT SBI. Itu memang sejak awal sudah komitmen untuk pemanfaatan produk RDF,” jelasnya.
Menurut dia, jika seluruh TPA sudah masuk ke TPST RDF Tritih Kulon, maka target peningkatan kapasitas hingga 200 ton per hari akan terpenuhi. Peningkatan akan dilakukan secara bertahap hingga 2024.