Blora, Gatra.com- Anjloknya harga gabah di tengah musim panen membuat belasan Aliansi Petani Blora turun ke jalan. Mereka pun menuntut agar pemerintah ikut andil mengendalikan anjloknya harga gabah.
Aksi unjuk rasa digelar di depan Gedung Konco Tani Dinas Pertanian Kabupaten Blora, Rabu (10/3). Aksi digelar dengan bentuk teatrikal dengan membentangkan spanduk bertuliskan "Weden Sawah Gugat Anjloke Harga Gabah" (Hantu Sawah Menggugat Jatuhnya Harga Gabah) yang menggambarkan penderitaan petani ditengah anjloknya harga gabah.
"Hari-hari yang ditunggu para petani setelah kerja keras mereka selama 3 bulan ternyata malah disambut dengan anjloknya harga gabah. Harapan petani untuk mendapatkan keuntunganpun musnah", kata Koordinator Aksi Heru Sutanto.
Bahkan masalah mereka makin berat pasca pemerintah pusat membuat kebijakan Impor Beras hingga 1,5 juta ton yang pasti akan makin menekan harga gabah ke depan.
"Kebijakan itu tentu membuat petani menjerit karena nasib mereka makin terpuruk. Jadi tolak impor beras demi kesejahteraan petani Blora," jelasnya.
Dalam aksinya, Aliansi mengeluarkan 3 tuntutannya. Diantaranya meminta pemerintah mengendalikan anjloknya harga gabah serta melindungi nasib petani, Mendorong pemerintah untuk menyerap harga panen petani dan menolak kebijakan impor beras.
"Pemkab harus hadir dalam mengendalikan anjloknya harga gabah serta melindungi nasib Petani Blora. Hal ini adalah amanah UU agar panen raya selama setahun ini, harga gabah stabil dan memberi keuntungan kepada petani, kedua meminta Pemkab Blora mengintervensi dengan cara ikut menyerap hasil panen petani.
Seperti skema pemerintah di tahun lalu melalui stabilisasi harga gabah. Serta meminta Pemkab Blora, secara tegas menolak kebijakan impor beras yang dilakukan pemerintah pusat dengan berkirim surat kepada kementrian terkait. "Dan Pemkab juga harus menolak masuknya beras Impor ke Blora dengan membentuk Satgas Pengendalian Harga Pangan yang bertugas melakukan pengawasan bahkan penindakan di lapangan secara masif," terangnya.