Blora, Gatra.com – Satu tahun wafatnya Bob Hasan masih meninggalkan luka mendalam bagi sahabat di Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI). Bagaiamana tidak, perhatian Bob Hasan terhadap olahraga ini melebihi segalanya.
Sejak menjabat sebagai ketua PASI tahun 1979, almarhum tidak pernah lelah men-support para atletnya untuk terus mengukir prestasi. Berbagai pemusatan latihan para atlet digelar dengan merogoh kocek pribadinya.
Saking cintanya terhadap olahraga ini, alamarhum dikatakan sebagai empunya atletik. "Kalau beliau ini empunya atletik Indonesia, ya beliau ini. Perhatiannya luar biasa. Mulai yang ada di NTT, Jateng, Jatim sudah seperti anak kandungnya sendiri," ungkap Hery Sutiyono, sahabat almarhum saat berada di PB PASI.
Hery yang kala itu menjabat sebagai wakil ketua bidang organisasi di PB PASI menuturkan, tidak hanya dedikasinya yang tinggi untuk memajukan olahraga atletik, namun perhatiannya terhadap para atlet sungguh luar biasa.
"Atletik itu cost-nya besar, tapi yang membiayai semua beliau. Misal persiapan atlet di Pelatnas itu dulu mungkin baru dibiayai pemerintah pusat paling 4-6 bulan sebelum event. Kalau Bob Hasan itu memusatkan atletnya itu tidak ada putusnya tiap tahun. Pemusatan latihan dibiayai beliau," tuturnya.
Menurut Hery, dari tangan dingin beliaulah muncul atlet-atlet atletik hebat. Sebut saja Supriadi Sutono dan Muhammad Zohri peraih emas Asean Games. "Mereka ini atlet-atlet hebatnya Indonesia di era Pak Hasan," jelasnya.
Besarnya dedikasi terhadap olahraga atletik membuat almarhum tetap dipercaya menjabat sebagai ketua PB PASI hingga akhir hayatnya. Bahkan dikatakan Herry, saat beliau mendekam di LP Nusakambangan, tetap kembali terpilih sebagai ketua umum PB PASI.
"Mutlak semua provinsi mencalonkan beliau. Jadi perhatian beliau tidak bisa diukurlah. Gak ada perhitungannya. Pokoknya bagaimana anak-anak itu bisa maju," ucapnya.
Hery yang saat ini menjabat ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Blora dan pelatih Atletik Kabupaten Blora ini mengaku cukup dekat dengan Bob Hasan.
"Saya dekat sekali dengan beliau. Kedekatannya itu saya di pelatnas lama. Saya di pelatnas sejak tahun 1992-2007. Kepengurusan saya juga di PB PASI," katanya.
"Kadang dengan saya malah kalau ketemu, 'Kowe oseh urip [kamu masih hidup], hai blandong kayu randulbatung, bukan randublatung pak, saya cepu. Guyon gitu.. Sudah luar biasa lah beliau, sudah pemimpin, sudah orang tua, semuanya lah . Waktu pemakaman di TMP Gatot Subroto, saya datang juga kan di Ungaran, Kabupaten Semarang," ungkapnya.
Hery pun berharap, yang telah dilakukan Bob Hasan bisa diteruskan oleh suksesornya saat ini. "Semoga sepeninggal Pak Hasan, atletik terus bisa berjaya dan menelorkan atlet-atlet terbaik Tanah Air dan dunia," ucapnya.
M Nanda