Semarang, Gatra.com – Ketua Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Jawa Tengah Dr Rumini punya banyak kenangan bersama almarhum Mohammad Hasan atau lebih dikenal dengan nama Bob Hasan.
Semasa menjad atlet, banyak pengalaman yang dia rasakan saat bersama almarhum. Bob Hasan sendiri memimpin PASI selama 40 tahun lebih. Menurut Rumini, ada kejadian yang paling ditunggu-tunggu atlet, saat Bob Hasan berkunjung ke lapangan.
Kata Rumini, bukan motivasi secara halus yang diberikan kepada atlet. “Yang ada, Pak Bob pasti marah-marah. Namun ini malah yang selalu ditunggu. Kalau tidak marah, kita justru bertanya-tanya,” ceritanya.
Pasalnya, kata Rumini, usai marah-marah, Bob Hasan malah akan memberikan sesuatu kepada para atlet. “Usai marah, ya selesai. Kita-kita malah diberi uang, diajak makan. Jadi ada kesan tersendiri bagi para atlet, baik senior maupun yunior. Jadi ini sebenarnya cara tersendiri untuk memberikan motivasi kepada para atlet,” bebernya.
Rumini yang saat ini juga menjabat Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Semarang (Unnes) ini menambahkan, kebaikan hati Bob Hasan sangat besar. Jika ada atlet berprestasi dan kurang mampu, akan mendapatkan perhatian besar, sekaligus motivasi dari Bob Hasan
“Alhamdulillah saya bisa menjadi dosen dan gelar doktor, juga berkat beliau. Saya dibina beliau, tidak hanya menjadi atlet lalu selesai. Cita-cita menjadi seorang pengajar bisa kesampaian akibat motivasi beliau, sekaligus memantau perkembangan saya. Saya pun sudah menganggapnya sebagai bapak saya,” terangnya.
Dia pun sempat dibuat terkejut, saat Bob Hasan menggelar kejuaraan atletik Jawa-Bali di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Pati merupakan daerah kelahiran Rumini. Acara itu digelar tahun 1985 silam.
“Itu sangat luar, acara besar digelar untuk pertama kalinya di Pati. Ternyata ini bentuk beliau memberi perhatian kepada atlet, maupun daerah. Sehingga bisa terus muncul atlet-atlet berprestasi. Karena beliau memang sangat antusias di dunia atletik ini,” ujarnya.
Selama memimpin PASI Jateng, Rumini juga rajin berkomunikasi dengan Bob Hasan. Saat dirinya mengirim Whatsapp, pasti selalu dibaca, dan selalu direspon lewat sambungan telepon. “Saya WA dulu, karena kita tidak tahu apakah beliau sedang sibuk atau tidak. Tapi saat sudah dibaca, beliau langsung menelepon saya,” terangnya.
Saat bicara dengannya, kata Rumini, Bob Hasan juga sering menggunakan bahasa Jawa. Pembicaraan kadang tidak hanya urusan atletik. “Terkadang bicara soal usaha. Bicaranya pakai bahasa Jawa. Dia sering bilang, Rum (Rumini) aku juga dari Ngadirejo, Temanggung, Jawa Tengah,” ceritanya.
Rumini mengaku, komunikasi terakhir dirinya dengan almarhum terjadi saat Yon Daryono meninggal dunia. Pelatih dan pendiri klub atletik Dragon Salatiga Yon Daryono sendiri berpulang pada 4 Februari 2020 silam. “Saat itu beliau sudah di Thailand untuk berobat. Dari komunikasi itu, beliau bilang ikut berduka cita. Saya masih bicara dengan beliau,” katanya.
Bob Hasan yang lahir 24 Februari 1931 itu, telah berpulang ke Sang Pencipta, pada 31 Maret 2020 lalu. Februari hingga Maret, bisa disebut sebagai bulan Bob Hasan.