Home Bulan Bob Hasan Kesaksian Sahabat, Budi Santoso: Jiwa Sosial Pak Bob Hebat

Kesaksian Sahabat, Budi Santoso: Jiwa Sosial Pak Bob Hebat

Semarang, Gatra.com - Tokoh Jawa Tengah Ir H Budi Santoso, merupakan salah satu sahabat karib almarhum Mohammad Hasan atau lebih dikenal dengan nama Bob Hasan.

Budi yang juga Komisaris Utama koran terbesar di Jawa Tengah, Suara Merdeka ini mengaku punya banyak kenangan bersama almarhum. Budi menilai, Bob Hasan merupakan sosok yang memiliki jiwa sosial hebat.

“Saat-saat terakhir sebelum meninggal, beliau banyak berbuat sosial yang hebat. Banyak kepedulian kepada masyarakat tuna netra, hingga membina desa-desa yang pra sejahtera seperti di Selo, Boyolali, Cilongok, Banyumas,” ujarnya kepada Gatra.com, Senin (8/3).

Bob Hasan yang lahir 24 Februari 1931 itu, telah berpulang ke Sang Pencipta, pada 31 Maret 2020 lalu. Februari hingga Maret, bisa disebut sebagai bulan Bob Hasan.

Budi menerangkan, saat Bob Hasan ke Semarang, bisa dipastikan akan singgah ke kediamannya. Bahkan setiap ada acara apapun di kawasan Jawa Tengah, dirinya akan selalu diajak ikut bersama. Budi mengaku, pertemuan terakhirnya dengan Bob Hasan terjadi sekira tahun 2019 lalu. “Beliau habis dari Selo, Boyolali. Tiba-tiba masuk rumah saya tanpa bilang-bilang,” katanya.

Menurut Budi, Bob Hasan banyak memberikan perhatian kepada pengusaha kecil, rakyat kecil, dan membina mereka agar ekonominya meningkat. “Dan orangnya itu, meski orang kaya, cara berpakaiannya sederhana. Baju yang dipakai harganya Rp10 ribuan. Dia cerita, Bud aku tuku klambi Rp10 ribu,” katanya.

Bob Hasan, lanjut Budi, juga membina Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) dengan penuh pengorbanan. Banyak atlet-atlet daerah yang dibawa ke Jakarta untuk dibina menjadi atlet-atlet yang andal. “Itu sampai berprestasi, dan dengan biaya miliaran itu. Orang lain apa bisa? Saya tahu itu,” sebutnya.

Budi sendiri secara langsung merasakan jiwa sosial dari Bob Hasan. Saat dirinya sakit, dirinya bahkan ditanyai berbagai kebutuhannya. “Saat itu beliau bilang, kebutuhanmu apa? Tak carikan dokter, tak bayari. Saya kira cuma guyon, ternyata betul,” katanya.

1894