Temanggung, Gatra.com— Ketua Umum BPC HIPMI Temanggung, Abas Zahrotin, mengatakan, sektor UMKM yang menjadi mata pencaharian bagi 62 juta jiwa di Indonesia harus mulai bersiap untuk bangkit setelah vaksinasi dijalankan pemerintah. Maka HIPMI yang anggotanya didominasi UMKM menyerukan kepada anggota dan pelaku usaha agar menata ulang usahanya menuju tatanan ekonomi baru pascapandemi nantinya.
"Jika UMKM telah bersiap, maka percepatan perkembangan ekonomi dapat terjadi. Vaksin sudah mulai dijalankan, ini menjadi pintu meninggalkan era pandemi dimana semua sektor kehidupan akan kembali jalan. Kedua, Presiden Jokowi sudah menggalakkan kampanye Aku Cinta Produk Indonesia untuk membangun sentimen pasar lokal," ujarnya dalam Forum Ekonomi HIPMI di Kabelukan, Kaloran, Minggu (7/3).
Menurut dia, prasyarat ini sudah cukup, maka UMKM harus mulai bangkit dari sekarang. Harapannya ketika pandemi nanti telah berakhir pelaku UMKM di Temanggung sudah selangkah lebih maju. sem
Ia mengatakan, di Kabupaten Temanggung UMKM cukup memiliki potensi besar untuk berkembang. Kekhasan produk daerah yang dimiliki seperti tembakau, kopi dan komoditas pertanian telah dikenal memiliki kualitas baik, bahkan mendapat sertifikat indikasi geografis untuk item tersebut.
“Jika nama sudah punya, maka tinggal memulai untuk menata ulang, mengagendakan ulang apa yang dulu telah diplanning namun terhantam pandemi. Saya sendiri sudah melakukan dengan mendirikan beberapa unit usaha baru di Temanggung dan kota lain. Tujuannya apa, agar ketika pandemi berakhir, kita sudah siap untuk benar-benar fight,” katanya.
Kendati demkian, ia mengakui memang untuk menata ulang usaha pada situasi sekarang masih cukup merugikan jika dikalkulasi diatas kertas. Namun, akan menjadi lebih baik jangka panjangnya terutama dalam menata agenda dan perencanaan usaha jangka panjang.
“Tentu harus mengalami minus dalam beberapa bulan awal, tetapi ini momen yang tepat untuk kita bangkit,” katanya.
Margo Susilo (39), anggota HIPMI lainnya menambahkan, selain menata usaha personal, penataan asosiasi usaha juga perlu dilakukan ulang untuk mendata base semua sektor usaha yang ada. Prinsip untuk saling menguatkan antar usaha dengan mengenal satu sama lain dimulai dari data base yang valid.
“Jadi semua sektor usaha yang ada di jejaring kita, kita data, lalu kita kampanyekan secara bersama-sama usaha tersebut. Tentu juga kita perkuat dengan nglarisi usahanya juga. Nah, dari data base itu kita jalankan penguatan ekonomi kolektif,” papar pengusaha konstruksi ini.
Ia menambahkan, selain data base, penguatan sektor permodalan juga harus didukung untuk memperkuat starting usahanya. HIPMI sendiri telah bekerjasama dengan sejumlah perbankan plat merah dan swasta untuk mengakses modal bagi anggotanya.
“HIPMI secara kelembagaan sudah komunikasi dengan BRI, BNI, Danamon dan cukup banyak bank, jadi akses modal bisa direkomendasikan. Catatannya adalah, usaha yang dijalankan benar-benar terarah dan terpetakan sehingga perjalanan kedepannya semakin mudah. Dengan ini, tidak ada alasan lagi untuk kita tidak menekan tombol restart usaha dari sekarang,” tandasnya.