Pekanbaru,Gatra.com- Salah seorang Ketua DPC Partai Demokrat di Provinsi Riau, mengaku mendapat panggilan telpon dari orang yang mengaku intel kepolisian.
Ketua DPC yang bicara dalam kondisi anonim itu menyebut, dirinya ditanyai sejumlah hal oleh pihak yang mengaku intel tersebut. Salah satu pertanyaan itu soal administrasi.
"Semalam ada yang ngaku dari intel polres telpon dan menanyakan hal tersebut. Dan juga meminta salinan surat keputusan (SK)," ungkapnya kepada Gatra.com, Minggu (7/3).
Lebih lanjut Ketua DPC itu mengatakan, ia mencoba menjawab sebatas yang diketahuinya. Namun, untuk pemberian salinan SK belum dikasih lantaran hari libur.
"Tapi tak tahu ya tujuannya apa? Tapi sebagai masyarakat yang taat hukum ya kita jawab sepemahaman kita saja. Dan perihal salinan SK belum di kasih karena hari libur kantor tutup," urainya.
Sementara itu Ketua Bidang Pemenangan Pemilu (Bapilu) Partai Demokrat, Andi Arief, melalui akun twitternya mengungkapkan pihaknya mendapat laporan bahwa beberapa Ketua DPC Partai Demokrat didatangi polisi.
"Menanyakan DPD dan DPC yang mendukung dan menolak Kongres Luar Biasa (KLB). Bertanya nama DPD dan DPC resmi," kicaunya, Minggu (7/3).
Selain itu, sebut Andi Arief, Ketua DPC Partai Demokrat juga ditanyakan soal organisasi masyarakat dan underbow Partai Demokrat pendukung dan penolak KLB.
Sebagaimana diketahui KLB Partai Demokrat digelar di Kabupaten Deli Serdang,Provinsi Sumatera Utara, pada Jum'at (5/3). KLB tersebut kemudian mendaulat Kepala Staf Presiden (KSP) Jenderal Purnawirawan Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
Adapun Ketua Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengecam hajatan politik tersebut sebagai KLB abal-abal. Ledekan juga datang dari Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Riau, Asri Auzar.
"Saya katakan KLB tersebut ilegal. Kegiatan itu ilegal karena bertentangan dengan AD/ART Partai Demokrat," tegas Asri.