Jakarta, Gatra.com - Presiden Joko Widodo menyebut, akibat pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 jatuh hingga -2,19%. Meski begitu, Indonesia patut bersyukur, kinerja perdagangan luar negeri tahun 2020 cukup baik, yakni surplus US$21,7 miliar.
"Kita semua harus bekerja keras untuk mempercepat pemulihan perekonomian nasional kita. Target di dalam APBN tahun ini, pertumbuhan ekonomi kita harus mencapai angka kurang lebih 5%, bukan sesuatu yang mudah dari -2,19%," katanya saat membuka Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan Tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (4/3).
Jokowi juga meminta agar kebijakan perdagangan memberikan kontribusi besar terhadap agenda strategis pemulihan perekonomian nasional. Seluruh jajarannya diminta bekerja dengan cara-cara baru dan beradaptasi dengan perubahan.
"Kebijakan perdagangan harus menjamin ketersediaan kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau. Ini selalu saya ingatkan. Dalam negeri ini harus betul-betul urusan stabilitas harga, ketersediaan pasokan harus betul-betul terjamin," ucapnya.
Selain itu, kebijakan perdangangan juga harus menghidupkan sektor perekonomian yang sempat terganggu akibat krisis. Jokowi meminta jajarannya bekerja lebih detail dan memperhatikan sektor-sektor yang terganggu, serta mencari solusi terbaik.
Presiden juga meminta agar jajarannya bisa terus mengundang investasi baru. Lantaran pemerintah tidak mungkin menambah APBN secara drastis.
"Artinya, kuncinya ada di investasi serta menciptakan peluang kerja yang sebanyak-banyaknya. Ini yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat karena sudah ada sekarang ini hampir 10 juta pengangguran di negara kita, baik karena pandemi dan juga angkatan kerja baru," jelas Jokowi.