Jakarta, Gatra.com- Pemerintah secara masif mendorong implementasi teknologie Refuse Derived Fuel (RDF) untuk menyelesaikan permasalahan sampah di berbagai wilayah Indonesia. "Kami bahkan melihat potensi besar RDF sebagai salah satu cara untuk mencapai kemampuan pengelolaan sampah 100% pada tahun 2025," kata Direktur Pengelolaan Sampah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Novrizal Tahar dalam diskusi terkait kerja sama untuk fasilitas Refuse Derived Fuel(RDF) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jeruk Legi, Kabupaten Cilacap Rabu (3/3).
Tidak hanya tugas pemerintah, menurut Novrizal untuk mewujudkan ini butuh kolaborasi lebih erat dengan seluruh pemangku kepentingan. Khususnya pihak swasta yang dapat menjadikan teknologi ini sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi sirkular melalui prinsip pengelolaan sampah berkelanjutan.
Hal itu juga yang membuat PT. Unilever Indonesia Tbk bersama dengan Kabupaten Cilacap dan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) mengukuhkan komitmen untuk melanjutkan MoU yang telah disepakati, yaitu meningkatkan kapasitas pengumpulan dan pengelolaan sampah di fasilitas RDF Jeruk Legi.
Head of Corporate Affairs and Sustainability PT Unilever Indonesia Tbk, Nurdiana Darus mengatakan bahwa Unilever memiliki komitmen kuat untuk membantu mengatasi permasalahan sampah. "Unilever Indonesia turut mengurai permasalahan sampah mulai dari hulu ke hilir rantai bisnis kami melalui berbagai bentuk kolaborasi," ungkapnya.
Unilever, lanjut Nurdiana berkomitmen meningkatkan kapasitas sampah terolah di fasilitas RDF Jeruk Legi dari sebanyak 120 ton/hari di tahun 2020 menjadi lebih dari 200 ton/hari dalam lima tahun ke depan. Saat ini, fasilitas RDF Jeruk Legi Cilacap berpotensi serap 73.000 ton sampah per tahun untuk diubah menjadi energi terbarukan.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyebut bahwa pengelolaan sampah masih menjadi permasalahan utama. Termasuk di Jawa Tengah, dan ini menjadi pekerjaaan rumah kita bersama," katanya.
Menurut Ganjar, saat ini banyak wilayah masih menggunakan metode penimbunan atau landfill. Dimana lahan yang dibutuhkan sangat luas, proses pengurangan sampahnya lambat, dan berisiko menimbulkan pencemaran lingkungan
Fasilitas RDF Jeruk Legi, menurut Ganjar akan mampu meminimalisir efek samping sampah dan bahkan menghasilkan output bermanfaat secara ekonomi. Diresmikan bulan Juli 2020 lalu, TPA Jeruk Legi adalah TPA pertama di Indonesia yang menghasilkan sumber energi terbarukan dengan teknologi RDF.
Teknologi RDF mampu mengolah sampah menjadi energi biomassa yang selanjutnya digunakan sebagai sumber energi terbarukan rendah emisi. Kehadirannya dapat mengggantikan batu bara pada proses pembakaran di pabrik industri semen dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap.
Direktur Manufaktur PT Solusi Bangun Indonesia Tbk, Lilik Unggul Raharjo mengatakan bahwa pihaknya memanfatkan bahan bakar alternatif dari sampah yang dihasilkan fasilitas pengolahan sampah atau RDF milik Pemerintah Kabupaten Cilacap. Hal ini menjadi langkah nyata SBI untuk membantu menjaga lingkungan berkelanjutan dan menciptakan ekonomi sirkular.
"Kerja sama ini sinergi yang saling melengkapi. Unilever Indonesia berperan membantu pemerintah Cilacap dalam pengumpulan dan pengangkutan sampah terolah paska konsumsi sebagai bahan baku RDF, sementara kami berperan dalam memproses sampah tersebut guna menghasilkan RDF berkualitas yang kemudian diserap oleh sejumlah pabrik kami sebagai sumber energi ramah lingkungan,” ungkapnya.