Banyumas, Gatra.com – Sebanyak 80 ribu tanaman mangrove ditanam di kawasan pesisir selatan Kebumen, Banyumas dan Cilacap, Provinsi Jawa Tengah mulai akhir Februari lalu. Selain untuk pelestarian lingkungan dan kepentingan ekologi, ekosistem mengrove dinilai efektif meredam tsunami.
Koordinator Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Banyumas, Heriana Ady Chandra mencontohkan, pada tsunami 2006 sejumlah wilayah pesisir selatan Jawa Barat dan Jawa Tengah terdampak. Daerah itu meliputi Pangandaran, Cilacap hingga Kebumen.
Namun, dampak tsunami di wilayah Pantai Ayah, Kebumen tak terlampau signifikan. Pasalnya, kala itu mangrove sudah tumbuh dengan subur dan ekosistemnya sudah terbentuk.
“Korbannya ratusan orang. Tapi Pantai Ayah itu dampaknya tidak terlalu signifikan. Karena di situ ada mengrove,” katanya.
Berkaca dari pengalaman itu, penanaman mangrove terus dilakukan. Seperti yang dilakukan Tagana menjelang ulang tahun ke-17 yang berpuncak pada 24 Maret 2021 mendatang. Mereka menanam mangrove dan dimulai di daerah aliran sungai (DAS) Ijo, Banyumas. Sebanyak 80 ribu tanaman mengrove ditanam di Kebumen, Cilacap dan Banyumas.
“Sebenarnya kita kemarin jatahnya 90 ribu. Tetapi karena 10 ribu yang ditanam lokasinya kena banjir di Sayung, Demak itu, kena banjir, jadi hilang. Jadi kita tanam yang 80 ribu,” ujarnya.
Heriana Ady Chandra mengatakan, total ada sekitar 400 ribu bibit mangrove yang ditanam secara serentak di Jawa Timur, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Banten, sampai tanggal 24 Maret 2021, sebagai peringatan HUT tagana Ke-17 Tahun 2021.
“Lima provinsi. Khususnya Jawa Tengah, ini kita konsentrasikan di tiga kabupaten, Kebumen, Cilacap dan Banyumas,” ucapnya.