Karanganyar, Gatra.com - Penularan Covid-19 dari klaster kontak erat keluarga masih mendominasi. Setelah ditelusuri, ternyata masyarakat kurang mematuhi ketentuan saat isolasi mandiri.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar Purwati mengatakan penularan Covid-19 mengerucut pada kontak erat keluarga. Belum lagi ditemukan penularan klaster hajatan.
Meski, klaster kontak erat di perkantoran tersisa di DPUPR. Klaster kontak erat seharusnya bisa dihindari jika pelaku isolasi mandiri menyelesaikan masa karantina sampai sembuh. Persoalan muncul ketika mereka kehabisan makanan di rumah sehingga terpaksa mencari nafkah di luar.
"Sebagian OTG. Mereka mengeluhkan logistik bantuan habis, sehingga mau tak mau keluar rumah untuk mencari makan. Padahal itu berisiko tertular maupun menularkan," kata Purwati kepada wartawan, Senin (1/3).
Ia meminta Dinas Sosial, Satgas Jogo Tonggo dan pemerintah desa menyuplai kebutuhan pelaku isolasi mandiri selama karantina di rumah.
Ia mengatakan perkembangan kasus mengalami penurunan. Hingga 28 Februari masih tersisa 284 kasus positif Covid-19, dimana 178 orang isolasi mandiri dan 106 orang dirawat di RS. Berdasarkan sebaran kasus, 1 desa masuk zona merah yakni Desa Karangbangun Matesih. Sedangkan zona oranye 40 desa, kuning 55 desa, dan 79 desa zona hijau.
Sementara itu Kades Karangbangun, Karno mengatakan zona merah kasus Covid-19 di desanya dipicu penanganan pemulasara jenazah tanpa protokol kesehatan. Belakangan diketahui, hasil swab PCR positif Covid-19.
"Sampai 13 orang yang merumat jenazah dan keluarga tertular. Namun ini sudah selesai isolasinya dan sudah negatif semua," katanya.
Ia menceritakan, logistik mereka disuplai para tetangga dan pemerintah desa.
Sementara itu Kepala Dinsos Karanganyar, Waluyo Dwi Basuki mengakui tak mampu menyuplai semua kebutuhan logistik tersebut. Perlu kerjasama dari pemerintah desa dan satgas jogo tonggo.
"Kalau satu orang satu paket bantuan, cukup. Namun jika dipakai satu keluarga, jelas kurang. Makanya butuh peran dari lingkungan," katanya.
Selama Januari-Februari 2021, ia mengatakan sudah mengeluarkan 1.300 paket sembako. Nilai per paket Rp200 ribu.