Boston, Gatra.com - Lima belas bulan lalu, Michael Taylor mengatur dan membawa kabur mantan chairman Nissan Motor Co., Carlos Ghosn keluar Jepang, kini justru dia yang terancam dikurung.
Senin (1/3)kemarin, otoritas Jepang menahan mantan anggota pasukan khusus Amerika Serikat itu beserta putranya di Massachusetts setelah pihak Amerika Serika mengijinkan ekstradisi dengan tuduhan membantu Ghosn kabur. Bapak dan anak itu terancam penjara tiga tahun di Jepang. Sementara Ghosn sampai sekarang masih hidup bebas di Lebanon.
Penegak hukum di AS dan Jepang menuding mereka berdua sebagai otak dibalik aksi spektakuler itu. Dan selama sembilan bulan sejak ditangkap, keduanya berupaya keras menghindari ekstradisi. Mulai dari jalur hukum hingga memanfaatkan jaringan lobi di era Trump. Namun akhirnya mereka harus menghadapi kenyataan pahit. Keduanya dijadwalkan terbang dari Bandara Internasional Logan di Boston ke Jepang setelah AS memeberi lampu hijau ekstradisi.
Dalam wawancara dari penjara pada Januari dan Februari, Michael Taylor yang berusia 60 tahun, mantan anggota pasukan khusus Baret Hijau, mengatakan dia merasa dikhianati oleh pemerintah yang pernah dia layani. “Jelas, orang Amerika tidak terlalu peduli dengan rakyatnya, '' katanya kepada Bloomberg, Selasa (2/3). "Dan mereka tidak peduli dengan veteran militer," tambahnya lagi.
Departemen Kehakiman menolak berkomentar. Departemen Luar Negeri tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Sejawatnya menyebut, Taylor bodoh. Apa pasal? karena sebenarnya dia bisa saja tinggal di Beirut, Lebanon yang tidak bisa dijangkau otoritas hukum Jepang. Di Beirut, Taylor tinggal di rumah mapan beserta mantan istrinya dulu saat dia bertugas di sana sebagai pasukan khusus AS. Namun entah mengapa Taylor bersama putranya, Peter, 26, kembali ke AS dan tinggal di rumahnya di Boston. Bulan Mei 2020, petugas federal datang mengetuk pintu rumahnya. Sejak itu mereka berdua ditahan.
Pelarian Carlos Ghosn terjadi 29 Desember 2019. Saat itu mantan orang nomer satu Nissan, Mitsubishi itu menjalani tahanan rumah karena tudingan penggelapan keuangan. Carlos kabur menuju bandara dan bersembunyi di kotak alat musik. Michael Taylor dan tim kemudian membawanya keluar Jepang menggunakan jet pribadi ke Turki. Begitu mendarat, Ghosn dan tim pindah pesawat menuju Beirut. Hingga hari ini Ghosn tinggal di Beirut. Aksi spetakuler itu setara film-film Hollywood.