Washington, D.C, Gatra.com - Mantan Penjabat Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat, Richard Grenell menyebut laporan terbaru yang dirilis oleh tim Administrasi Biden tentang pembunuhan mendiang jurnalis Jamal Khashoggi hanyalah manipulasi intelijen untuk keuntungan politik.
“Tidak ada yang baru dalam laporan Khashoggi yang hanya dikemas ulang dirilis oleh tim Biden. Itu adalah pengemasan ulang yang tidak beralasan dari intel karena itu manipulasi intelijen untuk keuntungan politik,” kata Grenell dalam tweet pada hari Senin (1/3).
Laporan yang dibuka oleh Presiden AS Joe Biden menuduh bahwa Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) menyetujui operasi 2018 yang menyebabkan pembunuhan Khashoggi di konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki. Tudduhan yang dibantah Kementerian Luar Negeri Arab Saudi setelah publikasi laporan tersebut.
Pemerintah Arab Saudi pekan lalu merilis pernyataan yang mengatakan sepenuhnya menolak penilaian negatif, salah, dan tidak dapat diterima yang dibuat oleh AS.
"Pemerintah Kerajaan Arab Saudi sepenuhnya menolak penilaian negatif, salah dan tidak dapat diterima dalam laporan yang berkaitan dengan kepemimpinan Kerajaan, dan mencatat bahwa laporan tersebut berisi informasi dan kesimpulan yang tidak akurat," kata kementerian luar negeri Arab Saudi dalam sebuah pernyataan.
Khashoggi dibunuh pada 20 Oktober 2018, setelah terjadi perkelahian di konsulat Arab Saudi di Istanbul, kata jaksa penuntut umum Arab Saudi pada saat itu.
Dia mengunjungi konsulat untuk menyelesaikan dokumen terkait perceraiannya.
Pada saat itu, otoritas Arab Saudi menangkap 18 orang Saudi untuk diselidiki sehubungan dengan peristiwa seputar pembunuhan Khashoggi.
Putra Mahkota mengatakan kepada CBS dalam acara "60 Minutes" pada tahun 2019 bahwa dia mengambil "tanggung jawab penuh" atas pembunuhan mengerikan Khashoggi namun membantah tuduhan bahwa dia memerintahkannya.
“Ketika kejahatan dilakukan terhadap warga negara Saudi oleh pejabat, bekerja untuk pemerintah Saudi, sebagai pemimpin saya harus bertanggung jawab. Ini adalah kesalahan. Dan saya harus melakukan semua tindakan untuk menghindari hal seperti itu di masa depan,” ujarnya saat itu.