Surabaya, Gatra.com- Pemerintah Kota Surabaya akan meresmikan Jembatan Joyoboyo pada Maret 2021 mendatang. Saat ini, pemerintah kota Surabaya masih mengurus administrasi pencairan dana pembayaran untuk pemeliharaan kepada PT Rudy Jaya selaku kontraktor.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan bahwa pihaknya akan menyelesaikan administrasi pencairan pembayaran dana pemeliharaan tersebut. Ia memperkirakan, pada Februari ini, semua administrasi tersebut cair dan dinyatakan sudah dibayarkan kepada kontraktor oleh Inspektorat pemerintah kota Surabaya.
"Dinas bina marga sudah siap meresmikan. Tapi kami harus membayar termin terakhirnya. Untuk masa pemeliharaannya. Karena, sudah lewat tahun, belum dicairkan termin terakhir terkait dengan pemeliharaan," kata Eri kepada wartawan, Minggu (28/2).
Eri tidak menerangkan lebih lanjut apa saja fungsi jembatan tersebut selain menjadi jalur penghubung arus lalu lintas dari selatan Surabaya, menuju Terminal Joyoboyo dan Kebun Binatang Surabaya. Hanya, secara fisik, jembatan tersebut sudah layak dilintasi kendaraan.
Kepala Laboratorium Struktur Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Budi Siswanto menyatakan pihaknya sudah melakukan uji kelayakan fisik jembatan. Yakni, dengan pengukuran lendutan vertikal jembatan menggunakan dua unit truk berbobot masing-masing 50 ton.
"Ada dua truk. Truk pertama jalannya bersamaan (dengan truk yang kedua). Jalannya paralel. Kemudian, dua truk itu akan berangkat dari tepi kiri dan kanan (menuju arah yang berlawanan)," jelas Budi.
Budi menjelaskan, hasil pengukuran tersebut menghasilkan lendutan vertikal jembatan yang menunjukkan angka 2,54. Begitu pula pengujian getaran jembatan yang dilakukan saat dua truk tersebut melintasi jembatan secara beriringan dengan kecepatan 5 km/jam.
Pengukuran yang menggunakan tiga buah alat Linier Variable Deference Transformer (LVDT) terseut menghasilkan lendutan vertikal di angka 2,0. Maka, hasil pengukuran tersebut sudah memenuhi syarat dari batasan lendutan untuk beban hidup pada ruas jembatan sepanjang 24 meter.
Juga hasil pengukuran beban UDL (Universal Distributed Load) sebesar 9 kpa atau setara 900 kg per meter persegi dan KEL (knife edge load) sebesar 49 kN. Hasil pengukuran beban lendutan tersebut sudah sesuai dengan standar nasional.
"Jadi jembatan ini dinyatakan memenuhi service ability. Yakni, kemampu layanan ketika menerima beban kendaraan yang lewat. Secara teknis, (jembatan Joyoboyo) sudah bisa dilewati," jelasnya.
Ditanya soal pemeliharaan fisik jembatan, Budi mengatakan bahwa, dapat dilakukan secara berkala atau jika sudah terlihat sejumlah kerusakan. Material pembangunan jembatan tersebut yang nanti juga menjadi faktor kapan harus dilakukan perbaikan atau hanya sekadar perawatn fisik pada jembatan tersebut.
Meski demikian, Budi menyarankan agar pemerintah kota harus melakukan pengawasan setidaknya 5 tahun sekali. Menurutnya, hal itu lumrah dilakukan pada semua konstruksi jembatan. Apalagi, fisik jembatan yang membentang diatas air, akan rawan rusak akibat korosi.
Sebagai informasi, tidak hanya Jembatan Joyoboyo yang akan diresmikan Pemerintah kota Surabaya. Landmark lain seperti alun-alun Surabaya di dgedung Balai Pemuda dan Museum Olah Raga juga rencananya akan diresmikan pada Maret.