Jakarta, Gatra.com – Ketua DPD PDIP, Sulawesi Selatan (Sulsel), Andi Ridwan Wittiri, kaget ketika mendapatkan informasi penangkapan Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, dalam giat operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Andi menilai, Nurdin dikenalnya sebagai sosok yang baik dan taat beragama dan ketat menghindari gratifikasi. Oleh karena itu, Andi sempat tak percaya dan sangat kaget ketika mendapatkan informasi penangkapan Nurdin.
"Pengalaman saya, Prof. Nurdin memang sangat menerapkan protokol ketat dalam mengatisipasi gratifikasi. Seting bahkan, tamunya dilarang bawa apapun saat bertamu, kecuali buku catatan. Prof. Nurdin Abdullah itu sosok yang baik, dekat dengan petani, dan sosok Muslim yang saleh," kata Andi dalam keterangannya, Sabtu (27/2).
Andi pun memastikan, PDI-P akan menghormati proses hukum yang berkeadilan di KPK. Akan tetapi, Andi menegaskan tetap ada yang harus mengklarifikasi terkait penangkapan Nurdin yang dilakukan KPK. Karena menurutnya, penangkapan itu bukanlah OTT.
"Penangkapan itu bukanlah OTT dalam pengertian ada sebagai barang bukti atas kejadian tindak pidana korupsi. Hal itulah yang saya dengar langsung dari Prof. Nurdin," ujar Andi
"Saat itu tidak ada dana di rumah Nurdin mengingat beliau saat itu sedang dalam keadaan tidur, lalu dibangunkan oleh aparat hukum," katanya.
Seperti diketahui, penangkapan mantan bupati Bantaeng ini turut dibenarkan Plt. Juru bicara KPK, Ali Fikri. "Benar, Jumat (26/2), tengah malam, KPK melakukan tangkap tangan terhadap kepala daerah di Sulawesi Selatan terkait dugaan tindak pidana korupsi," ujarnya.