Yogyakarta, Gatra.com – Bupati Gunungkidul Sunaryanta telah dilantik oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, di kantor Pemda DIY, Kepatihan, Kota Yogyakarta, Jumat (26/2).
Usai dilantik, Sunaryanta langsung pulang dari Kota Yogyakarta ke Gunungkidul untuk menerima tamu. Sunaryanta mengatakan, ia harus menemui beberapa kunjungan dari Wakil Menteri Desa, pihak Kementerian Agama, dan Kementerian Olahraga usai pelantikan.
“Setelah pelantikan, langsung pulang. Karena ada kunjungan langsung dari Wakil Menteri Desa, Kementerian Agama, dan kementerian Olahraga. Menerima tamu,” kata Sunaryanta di kantor Pemda DIY, Kepatihan, Jumat.
Menurut Sunaryanta, sebagai langkah awal pemerintahannya, Pemkab Gunungkidul akan meneruskan penanganan Covid-19 sesuai standar. “Covid sudah standar penanganannya. Mengikuti protokol yang ada,” kata mantan TNI berpangkat mayor ini.
Sunaryanta menyebut tiga hal harus diprioritaskan di tengah pandemi. Pertama, kata dia, pertumbuhan ekonomi kerakyatan di sektor peternakan, perikanan, dan pertanian. Kedua, bidang pariwisata, dan ketiga, investasi.
“Gunungkidul ini kan ada beberapa destinasi. Ada (kawasan) selatan, tengah, dan utara. Nanti akan kita inventarisir,” katanya.
Sunaryanta juga mengungkapkan akan memakai kendaraan Maung produksi Pindad sebagai kendaraan dinas. Ia telah membeli Maung dengan uang pribadinya seharga Rp600 juta.
“Kendaraan Maung nanti untuk dinas. Karena di Gunungkidul ini kan medannya jauh, licin, berbukit-bukit. (Alasan) kedua, tentu saya cinta produk nasional,” ucapnya.
Sebelumnya, dalam pidato pelantikan, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, menyatakan, Gunungkidul kerap terbayangkan sebagai daerah gersang, berbatu, dan non-produktif. "Padahal kini, menyuguhkan misteri pesona alam dengan panorama luar biasa indah bagaikan surga yang terabaikan," ujarnya.
Ia menyebut kabupaten itu punya kelangkaan dan kekayaan alam bukit karst, sungai dan gua bawah tanah, dan pantai berpasir putih yang tiada duanya. Kawasan Gunung Sewu di sana pun menjadi objek penelitian berbagai ilmu dan bagian dari taman bumi atau geopark.
"Geopark juga membawa konsep menyejahterakan masyarakat berbasis konservasi geo-heritage. Selain konservasi, diperlukan dua unsur mutlak lainnya: edukasi dan ekonomi sebagai syarat keberlanjutan status UNESCO Global Geoparks," tuturnya.