Jakarta, Gatra.com – Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia di Singapura, Suryo Pratomo, mengatakan bahwa almarhum Mohammad Hasan atau lebih dikenal dengan nama Bob Hasan masih memikirkan kontribusi bagi bangsa dan negara meski kondisinya sedang sakit.
"Bob Hasan sosok pribadi yang kita kenal sangat peduli dan kecintaannya pada Indonesia yang sangat luar biasa," kata pria yang akrab disapa Tommy ini dalam acara Haul Bob Hasan secara virtual pada Kamis (25/2).
Tommy menuturkan, masih melekat di benaknya bahwa pada 6 Januari lalu. Ia bersama-sama dengan Bob Hasan berangkat ke Bangkok, Thailand, untuk memeriksakan kesehatan.
"Ternyata bahkan beliu menjalani perawatan di sana hampir lebih dari 2 bulan, sampai kemudian beliau kembali pada tanggal 18 Maret 2020," ungkapnya.
Tommy menyampaikan, Bob Hasan tiba di Jakarta persis sebelum pemerintah Indonesia akan menutup semua perjalanan orang masuk ke Indonesia. "Alhamdulillah bagi kita semua, Pak Bob Hasan tiba di Jakarta kembali persis sebelum Indonesia tertutup bagi semua orang untuk bisa kembali karena Covid-19," ungkapnya.
Selama dirawat di Bangkok Hospital, lanjut Tommy, beliau tidak pernah berhenti memikirkan apa yang bisa dikontribusikan kepada negara. Adapun yang selalu almarhum pikirkan adalah bagaimana caranya bisa mengangkat kehidupan kelompok masyarakat bawah atau prasejahtera supaya bisa hidup lebih baik.
Kisah kepedulian Bob Hasan terhadapp masyarakat bawah itu dilatarbelakangi kedekatannya dengan Presiden Soeharto yang memikirkan masih ada 11% masyarakat Indonesia yang hidupnya masih serba kekurangan.
Sebagai ikhtiarnya, kemudian didirikan Yayasan Damandiri. "Yayasan Damandiri didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan kelompok masyarakat prasejahtera agar mereka bisa mandiri," ungkapnya.
Bob Hasan kemudian melajutkan ikhtiar meningkatan taraf kesejahteraan masyarakat bawah tersebut hingga akhir hayatnya. "Saya masih ingat ketika kita berkomunikasi di rumah sakit, yang dipikirkan adalah bagaimana proyek meningkatkan kehidupan masyarakat, khususnya para petani," kata Tommy.
Bob Hasan, lanjut Tommy, sekitar setahun sebelumnya atau pada 2018/2019 sering mengunjungi banyak daerah. Tommy bersama Bob Hasan menempuh hampir 1.000 km menggunakan mobil.
"Datang ke Banyumas, Purwokerto, dan kemudian ke daerah-daerah lain. Salah satu yang ingin ditingkatkan kehidupan masyarakat, adalah masyarakat di Desa Cilongok," ungkapnya.
Bob Hasan menyampaikan akan membantu masyarakat di sana, khususnya untuk menanam kelapa untuk produksi gula merah. "Itulah yang kemudian selalu menjadi pemikiran Pak Hasan, bahkan ketika beliau dalam kondisi sakit, pikirannya tetap tertuju pada Desa di Cilongok, Banyumas," katanya.
Bob Hasan tetap memikirkan itu karena merasa mempunyai tanggung jawab kepada daerah kelahiran Jenderal Gatot Subroto. Sang jenderal mengasuh Bob Hasan sejak kecil.
"Beliau [Bob Hasan] sudah memberikan bibit kelapa dan bahkan menyatakan siap membangun pabrik gula merah. Itu yang selalu beliau katakan, 'Kapan Tom bisa berangkat ke Cilongok untuk mendirikan pabrik itu'," ucapnya.
Dalam kondisi sakit pun Bob Hasan tetap tidak pernah melupakan orang-orang yang hidup di bawah garis kemiskinan atau prasejahtera. Selain itu, Bob Hasan yang mendapuk sebagai Ketua Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) sejak 1984 terus memikirkan melahirkan atlet-atlet berprestasi.
"Bagaimana atlet dan anak-anak yang ada di Pelatnas, pusat peningkatan prestasi dan kemudian memberikan prestasi terbaik kepada atlet," katanya.
Tommy mengungkapkan, ini hanya sekelumit kecil tentang pemikiran dan kiprah Bob Hasan yang akan tetap hidup dan harus terus diperjuangkan bersama-sama.
"Harus kita perjuangkan karena memang itu adalah komitmen Pak Bob Hasan, bahkan sampai saat-saat terakhir beilau berpulang ke rahmatullah," katanya.