Palembang, Gatra.com- Dua sektor yang ada di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) akan didorong Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) untuk memperkuat ketahanan nasional. Ke dua sektor tersebut adalah pertanian dan perkebunan.
Hal itu diungkapkan Deputi Pengembangan Setjen Wantannas, Marsda TNI Sungkono saat Pengkajian Daerah (Kajida) dengan tema Revitalisasi Industri Karet Rakyat dalam rangka penguatan ketahanan ekonomi daerah di Sumsel yang diterima Wakil Gubernur Sumsel, Mawardi Yahya, Rabu (24/2).
Menurutnya, tugas pihaknya juga memberikan saran masukan untuk mendongkrak perekonomian, apalagi di masa pandemi virus corona atau Covid-19 yang belum juga berakhir ini.
“Ya, kita konsen pada sektor pertanian dan perkebunan Sumsel. Yang bisa kita dorong untuk menjadi isu nasional, akan kita dukung sehingga dapat menjadi ketahanan nasional,” katanya.
Dibeberkannya, keberadaan Wantannas sendiri untuk membantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam menyelenggarakan gerakan pembinaan ketahanan nasional. “Tujuannya, untuk menjamin pencapaian tujuan dan kepentingan nasional Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sumsel, Mawardi, mengatakan jika ketahanan pangan sangat penting. Bahkan, sama pentingnya dengan persenjataan sebagai salah satu alat pertahanan negara. “Ketahanan negara tidak cukup hanya senjata saja. Namun, urusan pangan ini juga masalah yang sangat penting,” katanya.
Dikatakannya, pemerintah provinsi setempat pun terus berupaya dalam mendorong petani di wilayahnya agar tetap tangguh di tengah pandemi Covid-19 melalui upaya menguatan ketahanan ekonomi daerah. “Di tengah pendemi ini semua sektor terdampak. Yang masih tangguh di Sumsel ini yakni sektor pertanian. Nah, ini perlu kita dorong agar terus survive (bertahan),” ujarnya.
Dijelaskannya, ada sejumlah persoalan yang terjadi di Bumi Sriwijaya ini. Terutama terkait dengan komoditi karet yang luasannya di Sumsel melebihi angka satu juta hektare (ha). “Artinya, pas sekali kehadiran rombongan (Tim Kajida Setjen Pengembangan Wantannas) datang ke Sumsel terkait kajian masalah karet ini,” katanya.
Selama ini pun, sambungnya, warga Sumsel banyak dirugikan lantaran tak memiliki pelabuan Samudera. Pasalnya, komoditi asal Sumsel jika di bawa keluar harus melalui pelabuhan yang ada di Provinsi Lampung. Akibatnya produk Sumsel tidak dikenal diluar.
“Alhamdulilah, tak lama lagi akan segera di bangun Pelabuhan Tanjung Carat. Kita yakin jika pelabuhan tersebut selesai, itu akan membawa dampak positif bagi daerah ini. Komoditi kita akan dapat di ekspor melalui pelabuhan kita sendiri,” katanya.