Surabaya, Gatra.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur akan melantik 17 pasang kepala daerah dari 17 kabupaten kota se-Jawa Timur pada Jumat (26/2). Sebelum itu, Pemprov menggelar gladi bersih prosesi pelantikan para pasangan calon kepala daerah terpilih di Gedung Negara Grahadi.
Kepala Dinas BPSDM Jawa Timur Aries Agung Paewai mengatakan, ada yang berbeda pada pelantikan calon kepala daerah nanti. Pertama, pelaksanaan pelantikan akan dilaksanakan secara hybrid.
Maksudnya, semua pasangan calon kepala daerah terpilih se-Indonesia akan dilantik di ibukota provinsi masing-masing. Selain calon kepala daerah terpilih yang bersangkutan, diperintahkan untuk mengikuti prosesi di kantor pemerintahan masing-masing wilayah.
"Para bupati dan wali kota dilantik langsung di ibukota provinsi. Sedangkan undangan lainnya, karena ini masih pandemi Covid-19, maka hadir di (kantor) kabupaten kota masing-masing," kata Aris kepada Gatra.com.
Karena banyaknya jumlah pasangan kepala daerah yang akan dilantik, maka pelaksanaanya akan berjalan dalam tiga sesi. Sesi pelantikan pertama, kedua, dan ketiga masing-masing akan dilaksanakan pukul 09.00 WIB, 13.30 WIB, dan 16.00 WIB.
Formasi calon kepala daerah yang akan menjalani prosesi pelantikan adalah 6 pasang pada sesi pertama dan kedua, kemudian 5 pasang yang akan dilantik pada sesi terakhir. Aries memastikan semua sesi pelantikan sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Termasuk kepada semua calon kepala daerah yang akan dilantik, diwajibkan sudah menjalani dan mengantongi hasil test swab. Apabila ada calon kepala daerah terpilih yang ternyata positif Covid-19, maka akan dilantik secara virtual.
"(Persiapan pelantikan) sudah kami laksanakan dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Begitu pula dengan semua kepala daerah serta pendampingnya, diwajibkan memiliki hasil test swab," jelas Aries.
Calon Wali Kota Surabaya terpilih Eri Cahyadi mengaku tidak terlalu merasa tegang selama mengikuti latihan pelantikan. Ia mengaku sudah sering menyaksikan langsung prosesi pelantikan wali dan wakil wali kota Surabaya pada tahun-tahun sebelumnya.
"(Prosesi gladi resik pelantikan kepala daerah) biasa-biasa saja. Jadi, sesuai gladi bersih tadi, kita datang (ke Gedung Negara Grahadi) tepat waktu yang sudah ditetapkan. (Merasa tegang) ya nggak mas. Sudah biasa," kata Eri.
Menurutnya, yang membuat dirinya merasa tegang justru nanti saat dirinya resmi menjabat sebagai Wali Kota Surabaya. Ia menilai, banyak pengelolaan kota yang harus segera dikerjakan, terutama penanganan pandemi Covid-19 di Surabaya.
"Kami berharap betul, dapat berkolaborasi dengan para stakeholder dan masyatakat untuk segera bekerja. Ini waktunya kami mengatasi masalah pandemi ini," katanya.
Senada dengan Eri, calon wakil wali kota Surabaya terpilih Armuji juga sudah terbiasa dengan prosesi pelantikan serupa. Maklum saja, dirinya sudah menjabat sebagai Ketua DPRD Surabaya dua periode.
"Tidak ada persiapan tertentu. Ya setelah (gladi bersih proses pelantikan) paling istirahat saja. Di rumah saja, istirahat penuh saya," kata Armuji singkat.
Sebagai informasi, ada dua daerah di Jawa Timur yang belum dilantik bulan ini. Yakni, kepala daerah kabupaten Tuban dan kabupaten Pacitan. Dua pasang kepala daerah itu masing-masing baru akan mengakhiri masa jabatan pada April dan Juni.