Oecusse, Timor-Leste, Gatra.com - Seorang pastor Amerika Serikat yang telah dicopot jabatannya diadili pada hari Selasa (23/2) dengan dakwaan tuduhan melakukan pelecehan seksual terhadap gadis-gadis muda, di tempat penampungannya bagi anak yatim dan anak-anak dari keluarga miskin.
AP melaporkan, Selasa (23/2), kasus pelecehan seks yang dianggap menggegerkan dan dibawa ke pengadilan ini diketahui yang pertama terjadi di Timor-Leste.
Jaksa Agung setempat menyebut bahwa Richard Daschbach, 84 tahun, mantan misionaris dari Pennsylvania, menghadapi 14 dakwaan pelecehan seksual terhadap anak-anak di bawah 14 tahun, serta masing-masing satu dakwaan pornografi anak dan kekerasan dalam rumah tangga.
Dia menghadapi ancaman hukuman 20 tahun penjara jika terbukti bersalah.
Sejumlah polisi mengawasi gedung pengadilan kecil dekat pantai, karena sekitar 100 pendukung mantan pastor bakal hadir meski ditolak masuk ke ruang sidang, karena persidangan dilakukan secara tertutup.
Di negara yang berpenduduk 1,3 juta itu diketahui ada 97 persen di antaranya beragama Katolik dan saat ini terjadi konflik diantara beberapa keluarga dan politisi diadu domba. Ketegangan yang tinggi dikhawatirkan dapat memicu terjadinya kekerasan di sana.
Mantan Presiden Xanana Gusmao, yang juga seorang pejuang revolusioner yang dihormati di sana, sempat hadir di ruang sidang dengan Daschbach pada hari Selasa.
Mantan pemimpin yang masih sangat berpengaruh di negara itu, dan beberapa - termasuk anak-anaknya sendiri - mempertanyakan mengapa dia secara terbuka mendukung seorang pria yang dituduh melakukan pelecehan terhadap anak-anak.
Tuduhan pelecehan terjadi selama bertahun-tahun di Topu Honis, sebuah rumah bagi anak-anak yang didirikan dan dikelola Daschbach, melibatkan ratusan pemuda pengangguran dengan menyediakan makanan, pakaian, tempat tinggal dan sekolah bagi mereka.
Sekelompok pengacara hak asasi manusia yang mewakili para penuduh, JU, S Jurídico Social, menyebut setidaknya ada 15 wanita telah melaporkan. Meski sejumlah kalangan percaya bahwa kemungkinan ada lebih banyak korban lainnya, yang bahkan bisa mencapai ratusan korbannya.
Seorang pejabat di gereja Katolik di ibu kota Timor-Leste, Dili, mengatakan Daschbach dicopot pada 2018 setelah dia mengaku melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak. Para korban dari kalangan wanita menuduh Daschbach melakukan pelecehan seks mulai dari cumbuan, seks oral hingga pemerkosaan.
Sebelum ditahan, dia sempat menitip pesan kepada anak-anak di panti asuhannya, ““Bersabarlah. Kita tidak akan bertemu lagi karena aku akan ditahan seumur hidup, tapi aku akan tetap mengingatmu dan kamu harus bahagia di sana.”
Sidang awalnya dijadwalkan dimulai pada hari Senin, namun hakim meminta penundaan satu hari untuk memperbaiki isi dakwaan.
Daschbach, yang selama ini menerima pendanaan dari Amerika, dicari di AS karena tiga tuduhan penipuan kawat. Pemberitahuan Interpol telah dikeluarkan untuk penangkapannya.