Palembang, Gatra.com - Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Herman Deru, optimistis wilayahnya dapat kembali menjadi daerah yang bebas asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada 2021 ini.
Menurutnya, apalagi Sumsel termasuk daerah yang dinilai berhasil dalam penanggulangan kasus karhutla sepanjang 2020. Itu berdasarkan hasil raport yang dirilis Pemerintah Pusat dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan 2021.
“Sumsel masuk yang terkecil kasus karhuta (di tahun 2020). Saya sebagai gubernur, lalu pangdam, kapolda, serta bupati dan wali kota akan bekerja maksimal dalam menekan karhutla pada tahun ini (2021),” ujarnya, Selasa (23/2).
Untuk menjadi daerah yang bebas asap karena karhutla, lanjutnya, segala upaya dilakukan pemerintah provinsi setempat dalam pencegahan kebakaran lahan secara permanen, utamanaya di daerah yang dinilai rawan karhutla.
“Pencegahan karhutla secara permanen sangat mungkin dilakukan. Apalagi, kita memiliki pengalaman mengatasi terjadinya karhutla itu. Terbukti, tahun lalu (2020), Sumsel tercatat sebagai daerah relatif bebas asap, meski ada beberapa titik hot spot saja,” katanya.
Dikatakannya, dengan pengalaman tersebut, Sumsel sangat siap melakukan upaya pencegahan karhutla secara permanen. Hanya saja memang dibutuhkan pengelolaan yang baik terhadap lahan yang dinilai rawan tersebut, terutama saat menghadapi musim kemarau pada 2021.
“Hasil pemantauan, karhutla itu kerap terjadi di lahan-lahan yang tak terkelola. Di Sumsel sendiri, dari 1,3 juta hektare lahan, lebih dari 50 persennya merupakan hutan kawasan dan sebagiannya tidak produktif. Karena itu, kita ingin ada rekomendasi pusat agar lahan tersebut dapat dikelola sehingga karhutla semakin dapat kita tekan,” ujarnya.
Adapun upaya lainnya, sambungnya, yakni mengalokasikan dana khusus untuk urusan pencegahan karhutla. Sebelumnya, Rp 45 miliar dikucurkan untuk 10 kabupaten yang rawan karhutla pada 2020.
“Tahun ini (2021), Pemprov Sumsel menggelontorkan Rp 30 miliar untuk pencegahan karhutla. Dana itu diperuntukan untuk membuat skat kanal, sumur bor, juga peralatan lainnya di daerah yang rawan karhutla,” katanya.
Selain upaya masif seperti sosialisasi dan penyebarluasan maklumat larangan membakar lahan, lanjutnya, aktivasi posko pencegahan hingga patroli rutin, faktor cuaca juga menjadi penentu Sumsel bebas asap di tahun sebelumnya.
“Karena itu, ke depan kita akan lebih fokus untuk membuat teknologi modifikasi cuaca. Kita juga akan lebih awal menetapkan siaga karhutla. Kita harus terus bersinergi baik TNI, Polri, Kejati dan pihak lainnya dalam pencegahan karhutla ini,” ujarnya.