Palembang, Gatra.com - Harga karet di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) kini tembus Rp 20.000 per kilogram (kg) untuk kondisi Kadar Karet Kering (KKK) 100%.
“Harga per hari ini (23 Februari 2021) naik Rp 482 jadi Rp 20.914 dibanding harga indikasi karet kemarin (22 Februari 2021) untuk KKK 100%,” ujar Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (P2HP) Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Sumsel, Rudi Arpian di Palembang, Selasa (23/2).
Menurutnya, sebenarnya harga karet di Bumi Sriwijaya ini sejak awal 2021, mulai dari kemarin sudah tembus harganya di atas Rp 20.000 yakni Rp 20.432. Terakhir, harga di atas Rp 20.000 itu pernah terjadi pada 3 Desember 2020 sebesar Rp 20.170.
“Ini dipengaruhi oleh Keputusan Arab Saudi untuk memangkas produksi secara sukarela dalam jumlah besar pada Februari dan Maret sehingga turut mendongkrak harga. Sebelumnya ada komitmen pemangkasan produksi oleh OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries),” katanya.
Rudi Arpian mengatakan sebagaimana diketahui bahwa minyak merupakan bahan baku karet sintetis. Mahalnya harga minyak maka konsumen akan beralih ke karet alam, dengan demikian permintaan konsumen meningkat dan produksi masih tetap memicu harga terdongkrak naik.
“Ya, minyak naik, nilai tukar rupiah ke USD naik. Jadi, harga getah karet pun kembali terdongkrak naik,” ujarnya.
Secara keseluruhan kondisi saat ini merupakan momentum cukup kuat untuk harga karet bisa bertahan antara Rp 19.000 sampai Rp 20.000 per kg.
Akan tetapi untuk berapa waktu bertahan tidak ada yang tahu, mengingat adanya faktor lainyang dapat memengaruhi harga menjadi menurun.
Sementara untuk harga di tingkat Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) lelang mingguan hari ini berkisar antara Rp 10.000 sampai Rp 12.000 per kg untuk KKK antara 50 hingga 60%.
“Kalau harga di karet harian di tingkat petani tradisional masih berkisar Rp 6 sampai Rp 8 ribu per kg,” katanya.